tag:blogger.com,1999:blog-41851963316869337352024-02-08T07:44:54.995+07:00Spiritual HackerSpiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-26193489310558184942013-04-15T09:37:00.001+07:002013-04-15T09:37:17.928+07:00Tugas 2 Etika dan profesionalisme TSI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><b>1.Jelaskan manfaat dan sisi buruk dari perkembangan teknologi komputer!</b></span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"></span></span><br />
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Perkembangan teknologi komputer, selain menimbulkan banyak manfaat juga memiliki banyak sisi buruk. Salah satunya adalah serangan terhadap system komputer yang terhubung ke Internet. Sebagai akibat dari serangan itu, banyak sistem komputer atau jaringan yang terganggu bahkan menjadi rusak.Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan sistem keamanan yang dapat menanggulangi dan mencegah kegiatan-kegiatan yang mungkin menyerang sistem jaringan.Dalam perkembangan teknologi dewasa ini, sebuah informasi menjadi sangat penting bagi sebuah organisasi. Informasi tersebut biasanya dapat diakses oleh para penggunanya. Akan tetapi, ada masalah baru yang berakibat dari keterbukaan akses tersebut. Disinilah peranan keamanan jaringan dalam mengatasi persoalan Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:</span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">i. Pemeliharaan validitas dan integritas data atau informasi tersebut.</span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">ii. Jaminan ketersediaan informasi bagi pengguna yang berhak.</span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">iii. Pencegahan akses sistem dari yang tidak berhak.</span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">iv Pencegahan akses informasi dari yang tidak berhak.</span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 17px;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px;"><b>2. Jelaskan cara Untuk menjamin keamanan dalam jaringan!</b></span></span></div>
<br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 17px;">Untuk menjamin keamanan dalam jaringan, perlu dilakukan perencanaan keamaan yang matang berdasarkan prosedur dan kebijakan dalam keamanan jaringaan Perencanaan tersebut akan membantu dalam hal-hal berikut ini: - Menentukan data atau informasi apa saja yang harus dilindungi - Menentukan berapa besar biaya yang harus ditanamkan dalam melindunginya - Menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk menjalankan langkah-langkahyang diperlukan untuk melindungi bagian tersebut .</span></span></span><br />
<div style="font-weight: bold;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-weight: bold;">
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Sumber: http://blogekokukuh.blogspot.com/2012/04/tugas-2-etika-dan-profesionalisme-tsi.html</span></div>
<br />
</div>
Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-71580038831421472662013-04-15T09:29:00.002+07:002013-04-15T09:29:22.177+07:00Tugas 2 Etika dan profesionalisme TSI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><b>1.Sebutkan dan jelaskan jenis ancaman atau gangguan yang ada pada Teknologi Sistim informasi!</b></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 17px;"><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"></span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">1. Sebutkan dan jelaskan jenis ancaman atau gangguan yang ada pada Tehnologi Sistim informasi.. Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">a) Ancaman aktif, mencakup: </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">• Kecurangan</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">• kejahatan terhadap komputer</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">b) Ancaman pasif, mencakup:</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">• kegagalan sistem</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">• kesalahan manusia</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">• bencana alam.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Saat ini ancaman tertinggi pada tehnologi sistim informasi adalah penyalahgunaan tehnologi tersebut pada kriminalitas atau cyber crime, misalnya:</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">i. Unauthorized Access to Computer System and Service: </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam sistem jaringan komputer tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">ii. Illegal Contents </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">iii. Data Forgery</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">iv. Cyber Espionage</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan yang memanfaatkan jaringan Internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base) tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan komputer).</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">v. Cyber Sabotage and Extortion</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">vi. Offense against Intellectual Property</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di Internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">vii. Infringements of Privacy</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;">Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><b><span style="font-size: 13px;">2. Jelaskan Cara menanggulangi ancaman atau gangguan dengan mengunakan metode pengelolaan pengendalian-pengendalian !</span></b></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 17px;"><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">Cara menanggulangi ancaman atau gangguan dengan mengunakan metode pengelolaan pengendalian-pengendalian (managing controls) yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer sistem informasi untuk meyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian di dalam sistem teknologi informasi masih tetap dilakukan dan masih efektif dalam mencegah ancaman dan gangguan terhadap sistem informasi. pengendalian di sistem teknologi informasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">i. Pengendalian secara umum (General Controls)pengendalian secara umum merupakan pengendalian-pengendalian sistem teknologi informasi yang paling luar yang harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasinya, meliputi pengendalian:</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Organisasi</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Dokumentasi</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Kontrol pencegahan kerusakan perangkat keras</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Design keaamaan fisik</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Parameter keamanan data</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">ii. Pengendalian aplikasi (Application Controls) pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengelolaan aplikasinya yang meliputi:</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Pengendalian-pengendalian masukan (Input Control)</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Pengendalian-pengendalian pengolahan (Processing Control)</span><br style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">• Pengendalian-pengendalian keluaran (Output Controls)</span><br />
<span style="background-color: #eeeecc; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;"><br /></span>
sumber: http://blogekokukuh.blogspot.com/2012/04/tugas-2-etika-dan-profesionalisme-tsi.html<br />
<br /></span></span></div>
Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-35851623597879823422013-03-31T16:05:00.002+07:002013-03-31T16:05:58.551+07:00Etika dan Profesionalisme TSI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 17px;"><b>1. Siapa yang sebaiknya menerapkan etika dan profesionalisme TSI?</b></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 17px;"><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"></span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Pengguna etika dan profesionalisme TSI adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang akan menggunakan TSI. Mereka yang ada di lingkungan kerja ini harus sadar dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan profesionalisme TSI untuk menghindari isu-isu etika seperti yang telah dijelaskan di atas.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Secara umum, pekerjaan di bidang IT terbagi dalam 3 kelompok sesuai bidangnya yaitu :</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">1. Mereka yang bekerja di bidang perangkat lunak (software), seperti :</span><br />
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Sistem analis, orang yang bertugas menganalisa sistem yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Programer, orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Web designer, orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Web Programmer, orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">2. Mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware). Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:</span><br />
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Technical engineer, orang yang berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">3. Mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi. Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan seperti :</span><br />
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">EDP Operator, orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;">System Administrator, orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><b>2. Mengapa etika dan profesionalisme TSI harus diterapkan?</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Alasan mengapa seseorang harus memiliki etika dan profesionalisme adalah agar terhindar dari sikap atau perbuatan yang dapat melanggar norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat. Manusia yang memiliki etika baik juga akan mendapat perlakuan yang baik dari orang lain. Etika dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Etika dalam teknologi informasi bertujuan agar suatu individu di lingkungan itu :</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Mampu memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Mampu menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etikan dalam teknologi informasi.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Mampu menemukan masalah dalam penerapan etika teknologi informasi.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi :</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema‐dilema etika dalam pekerjaan.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi‐fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat dari anggota‐anggota tertentu.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Standar‐standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral‐moral dari komunitas, dengan demikian standar‐standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.</span></li>
<li><span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><div>
Referensi :</div>
<div>
<br /></div>
<div>
http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html</div>
<div>
<br /></div>
<div>
http://www.septianbudi.com/berita-110-pengertian-etika-dan-profesionalisme-dalam-teknologi-sistem-informasi.html</div>
<div>
<br /></div>
<div>
http://ribhy.ini-aja.com/ep-tsi-2011/etika-dan-profesionalisme-it/</div>
</span></div>
<br />
<br />
</div>
Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-50705222893140717972013-03-31T15:51:00.002+07:002013-03-31T15:56:03.683+07:00Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<b>1. Apa yang dimaksud etika dan profesionalisme TSI (Teknologi Sistem Informasi)?</b></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; line-height: 17px;"><b><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"></span></b></span></div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Etika dan Profesionalisme TSI terdiri dari tiga kata, yakni etika, profesionalisme, dan TSI. Berikut ini akan dijelaskan definisi dari ketiga kata tersebut serta pengertian dari gabungan ketiganya.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><b>Etika</b></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani, Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Dapat dikatakan bahwa etika merupakan ilmu pengetahuan yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Macam-macam etika :</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">1. Etika Deskriptif</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">2. Etika Normatif</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">3. Profesionalisme</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Berasal dari kata profesional yang mempunyai makna berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan profesionalisme itu sendiri adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang profesional (Longman, 1987).</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Secara umum ciri-ciri profesionalisme pada bidang informasi teknologi ( IT ) adalah :</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bidang pekerjaan IT.</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Memiliki wawasan yang luas.</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Memiiliki kemampuan dalam analisa dan tanggap terhadap masalah yang terjadi.</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Mampu berkerjasama dan dapat menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan kerja</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Dapat menjaga kerahasian dari sebuah data dan informasi</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Dapat menjunjung tinggi kode etik dan displin etika.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><b>TSI</b></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Teknologi Sistem Informasi (TSI) merupakan teknologi yang tidak terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi meliputi pemrosesan data, aspek keuangan, pelayanan jasa sejak perencanaan, standar dan prosedur, serta organisasi dan pengendalian sistem catatan (informasi).</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Jadi, pengertian dari etika dan profesionalisme TSI adalah norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan teknologi sistem informasi di lingkungannya.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><b>2. kapan etika dan profesionalisme TSI diterapkan?</b></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Etika dan profesionalisme TSI digunakan ketika seseorang hendak menggunakan teknologi sistem informasi yang ada. Tetapi etika dan profesionalisme TSI ini tidak hanya digunakan saat sedang melakukan sebuah proyek yang akan dijalankan, melainkan juga harus dijalankan setiap waktu pada saat yang tepat. Sebuah pertanggung-jawaban dari suatu etika dan profesionalisme harus nyata.</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Ada empat isu-isu etika yang harus diperhatikan, yakni:</span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi.</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.</span></li>
<li><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;">Isu-isu tersebut harus diperhatikan dan dijadikan panduan ketika hendak menggunakan TSI dan harus dilakukan secara profesional mengingat peran seseorang tersebut disuatu perusahaan yang berkaitan erat dengan tanggung jawab orang tersebut di perusahaan.</span><br />
<br />
<br />
Referensi :<br />
<br />
<u>http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html</u><br />
<u><br /></u>
<u>http://www.septianbudi.com/berita-110-pengertian-etika-dan-profesionalisme-dalam-teknologi-sistem-informasi.html</u><br />
<u><br /></u>
<u>http://ribhy.ini-aja.com/ep-tsi-2011/etika-dan-profesionalisme-it/</u><br />
<br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
</div>
Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-81008094542999530252012-10-28T18:12:00.000+07:002012-10-28T18:12:05.902+07:00Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Informasi Manufaktur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<b>Tugas 1 (Konsep
Sistem Informasi Lanjut)<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Nama : Bagus Anggita
Yogatama<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>NPM : 11109466<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Kelas : 4KA26<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Dosen : Dendy Fajar
Arifiawan , S.Kom<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>1. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Apa itu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai satu
tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem hampir pasti selalu terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil, masing-masing memiliki fungsi spesifik yang mendukung sistem
yang lebih besar .<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
SIA terdiri dari :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Manusia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Prosedur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Data<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Perangkat lunak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Infrastruktur
teknologi informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada SIA tersimpan
catatan kegiatan (aktivitas dan transaksi-transaksi)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
•SIA memproses data menjadi informasi sehingga berguna untuk
pengambilan keputusan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
•SIA memberikan pengawasan yang cukup untuk melindungi aset
perusahaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mengapa harus mempelajari SIA ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena untuk memahami bagaimana sistem akuntansi bekerja dan
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
§ Bagaimana mengumpulkan data mengenai aktifitas
perusahaan/organisasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dan
transaksi-transaksi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
§ Bagaimana mengubah data menjadi informasi sehingga
informasi tersebut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dapat digunakan
untuk menjalankan perusahaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
§ Bagaimana memastikan ketersediaan, keandalan dan
keakuratan dari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
10 Aktifitas penting yang harus dilakukan oleh Akuntan :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Sistem Akuntansi
dan Laporan Keuangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Perencanaan
strategis jangka panjang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Managing the
accounting and finance function<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Konsultasi
Internal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Membuat anggaran
jangka pendek<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Analisis ekonomi
dan finansial<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7. Memperbaiki proses<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
8. Sistem komputer
dan operasional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
9. Evaluasi Kinerja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
10. Customer and product profitability analysis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*) Faktor-faktor yang mempengaruhi desain SIA :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-Organizational Cultute<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-Strategi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-Teknologi Informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Apa itu Sistem Informasi Manajemen (SIM) ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem Informasi Manajemen (SIM)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
SIM merupakan sistem
informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sebagaimana dikemukakan para ahli:
SIM merupakan kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi dan menghasilkan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajeman <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sitem terdiri dari beberapa jenis :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem Jenis Abstrak adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi
dan interpedensi dalam alam gagasan (ide), sedangkan. Sistem Jenis Fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem yang menentukan, yakni sisten yang bekerja dengan cara
yang betul-betul dapat diramalkan outputnya (misanya program komputer). Sistem
yang memungkinkan, dapat dipandang sebagai sesuatu dari sudut yang mungkin, dengan memasukkan
pertimbangan bahwa tingkat kesalahan tertentu selalu ada (misalnya inventarisasi).
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem Tertutup, adalah sistem yang dapat berdiri sendiri
dan serba lengkap, dan tidak berinteraksi dengan lingkungan (misalnya: reaksi
kimia dalam botol tertutup/terpisah). Sistem Terbuka, adalah sistem yang tidak
berdiri sendiri dengan ciri utamanya yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dalam arti dipengaruhi dan mempengaruhi dalam bentuk dan
lingkupnya (contoh: sistem biologis/manusia dan sistem organisasi). Dalam
organisasi dan pengololaan informasi terdapat sistem yang relative terpisah dari
lingkungannya namun tidak tertutup sepenuhnya. Dengan kata lain, sistem
dirancang sedapat mungkin menhati tertutup agar lebih mudah merancangnya.
Perancang sistem biasanya memilih sistem yang relative tertutup dan bersifat
menentukan agar lebih mudah mengatur dan mengendalikannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam bidang informasi, unsur mesin (computer dan
softwarenya) relatif tertutup dan menentukan, namun brainwarenya merupakan
sistem terbuka yang sifatnya memungkinkan. Pemanfaatan sistem manusia – mesin
ini ada dua fenomena/kemungkinan kombinasi yang muncul: menomorduakan manusia
atau mementingkan manusia dimana mesin hanya merupakan pelangkap.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Berdasarkan keruwetannya, sistem dapat digolongkan menjadi
sederhana, kompleks, dan sangat kompleks. Apabila seseorang dapat meramalkan dengan
tepat, sistem akan bereaksi dan tidak ada keragu-raguan akan hasilnya maka
sistem tersebut bersifat menentukan, namun sebaliknya bilamana tidak dapat
meramalkan dengan tepat reaksi dan hasilnya sistem tersebut bersifat
memungkinkan. Hubungan tingkat yang dapat diramalkan dengan tingkat keruwetan,
misalnya pada jajaran mesing pada suatu produksi yang dapat dipelajari dan disusun sedemikian rupa agar relatif.
Namun jika dipelajari apa sesungguhnya
terjadi pada saat mesin dihidupkan dan bahan/muatan operasi mulai berjalan,
seketika itu pula sistem yang bersifat menentukan berubah menjadi bersifat
memungkinkan. Kesimpulannya, bahwa sistem yang bersifat memungkinkan merupakan sistem yang menentuan yang
outputnya tidak diketahui sepenuhya. Namun bagaimanapun, setiap manajer harus
berhubungan dengan sistem yang bersifat memungkinkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komputer merupakan suatu sistem yang kompleks dan bersifat
menentukan, dalam arti sistem tersebut akan melaksanakan apa yang diprogramkan
untuk dilaksanakan. Bilamana proses tidak berjalan seperti apa yang
diharapkan/diramalkan, bararti dalam sistem tersebut ada kesalahan. Perusahaan
merupakan suatu sistem memungkinkan yang kompleks dan bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, dipengaruhi oleh pola operasi perusahaan dalam mencapai
tingkat keuntungan tertentu serta bersifat memungkinkan. Sistem yang kompleks
dan rumit tidak dapat bersifat menentukan, sehingga tidak ada penggolongannya.
Namun demikian, apabila kita bicara Sistem Memungkingkan yang sangat komplek,
hasilnya tidak akan sama dengan sistem menentukan yang sangat kompleks.
Organisasi modern yang sangat kompleks dewasa ini telah membawanya ke Sistem
Memungkinkan yang Sangat Kompleks, sehingga menjadi peranan yang sangat vital
dalam membantu manajemen dalam menangani kompleksitas itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Informasi dan Data<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b> </b>Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi bentuk yang mengandung arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata
dalam keputusan baik sekarang atau yang akan datang (Gordon).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah untuk
memberikan pengetahuan/kepandaian (Bruch & Starter).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Informasi adalah data yang mengandung arti dalam memberikan
pengetahuan yang bermanfaat (Geroge R Terry).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Data adalah hal, peristiwa atau kenyataan lainnya yang
mengandung suatu pengertian untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan,
pembuatan simpulan atau penetapan keputusan (The Liang Gie).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Data adalah bahan mentah/baku informasi, yakni sekelompok
lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah, tindakan sesuatu, dan sebagainya –
dapat berbentuk huruf, angka, simbol/lambang khusus dsb. (Gordon).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Informasi adalah “data yang telah diproses dan mengandung arti bagi seseorang
dalam pengambilan keputusan”. Jadi, data hanya menjadi informasi apabila
mengandung arti, jika tidak data ya tetap data. Dengan demikian, data akan
menjadi informasi apabila ia mempengaruhi/menggerakkan orang untuk berperilaku
sesuai dengan makksud dan tujuan disampaikannya data itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Berguna tidaknya informasi tergantung pada: tujuan penerima,
ketelitian dan pengolahan data, waktu, ruang dan tempat, bentuk (efektifitas,
hubungan yang diperlukan, kecenderungan) dan bidang-bidang yang memerlukan
perhatian manajemen, simantik, dan apakah sudah jelas, sesuai tujuan serta
tepat sasaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem informasi bekerja tidak dalam suatu lingkungan yang
vakum, namun berinteraksi dengan lingkungan lainnya dan dapat berjalan secara
manual ataupun berbasis komputer. Sistem Informasi Berbasis Komputer adalah
suatu sistem informasi yang menggunakan teknologi computer untuk mengerjakan
beberapa atau semua pekerjaan yang diinginkan. <o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>3. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Apa itu Sistem Informasi MANUFAKTUR (SIM) ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Manufaktur,
dalam arti yang
paling luas, adalah
proses merubah bahan
baku menjadi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
produk.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Proses ini meliputi:perancangan produk,
pemilihan material dan
tahap‐tahap proses<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dimana produk tersebut dibuat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Definisi
manufaktur secara umum
adalah suatu aktifitas
yang kompleks yang melibatkan berbagai
variasi sumberdaya dan
aktifitas perancangan produk,
pembelian, pemasaran, mesin dan
perkakas, manufacturing, penjualan,
perancangan proses, production control, pengiriman material,
support service, dan customer service.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Sistem
Informasi Manufaktur adalah
suatu sistem berbasis
komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya
untuk mendukung manajemen perusahaan
dalam pemecahan masalah
yang berhubungan dengan
manufaktur produk<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input,
proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
meliputi seluruh kegiatan yang terkait denganperencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa Ruang lingkup sistem
informasi manufaktur meliputi
Sistem perencanaan manufaktur, Rencana produksi, Rencana
tenaga kerja, Rencana
kebutuhan bahan baku
dan Sistem pengendalian
manufaktur.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<b>MANFAAT SISTEM
INFORMASI MANUFAKTUR<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Manfaat
digunakannya sistem informasi
manufaktur di dalam
perusahaan adalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Hasil produksi
perusahaan lebih cepat
dan tepat waktu
karena system informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Perusahaan
lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Arsip lebih
terstruktur karena menggunakan sistem database<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Sistem informasi
manufaktur yang berupa fisik
robotik, hasil produksi
semakin cepat, tepat dan
berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>MODEL SISTEM
INFORMASI MANUFAKTUR<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Input Data/Informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Input data berupa data internal dan data eksternal, data
internal merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi
sumber daya manusia
(SDM), material, mesin,
dan hal lainnya
yang mendukung proses secara
keseluruhan seperti transportasi,
spesifikasi kualitas material,
frekuensi perawatan, dan lain‐lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari
luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal
hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier),
kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sub sistem Input<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sub sistem input terdiri dari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Sistem
informasi akuntansi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mengumpulkan
data intern yang
menjelaskan operasi manufaktur
dan data lingkungan yang menjelaskan
transaksi perusahaan dengan
pemasok.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Sub sistem
industrial engineering (IE)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang
terlatih khusus yang mempelajari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
operasi
manufaktur dan membuat
saran‐saran perbaikan. Industrial
engineering terdiri dari proyek‐proyek
pengumpulan data khusus
dari dalam perusahaan
yang menetapkan berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk suatu produksi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Sub sistem
intelijen manufaktur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Subsistem
intelijen manufaktur berfungsi
agar manajemen manufaktur
tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber
pekerja, material dan mesin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sub Sistem Output<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah informasi yang
dihasilkan dari hasil
pengolahan data yang
dapat dibagi menjadi
3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini
tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Sub sistem
produksi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah segala hal
yang bersangkutan dengan
proses yang terjadi
disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur
produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah
berikutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Sub sistem
persediaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tingkat
persediaan perusahaan sangat
penting karena menggambarkan
investasi yang besar dimana suatu
barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan
tingkat persediaan rata‐rata
dapat diperkirakan dari
separuh kuantitas pesanan ditambah
safety stock.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Sub sistem
kualitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah semua hal
yang berhubungan dengan kualitas, baik
waktu, biaya, performa
kerja, maupun pemilihan supplier.
Fungsi dari sub sistem
kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material
diubah. Banyak hal
lain yang bukan
unsur mutlak kualitas
namun perlu masuk dalam
unsur kualitas seperti
proses (ProcessControl), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi
(Specification) baik produk
jadi maupun material. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d. Sub sistem
biaya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komponen biaya termasuk
dalam semua subsistem
yang ada. Tujuan
perusahaan manufaktur secara umum
adalah mencapai keuntungan
dari hasil penjualan
produknya. Oleh karena itu,
sebuah sistem informasi
tidak akan pernah
terlepas unsur biaya
yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur
biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian
biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian
kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi
menjadi dua yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Biaya
Pemeliharaan <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan
sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian,
keusangan, pajak dan asuransi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Biaya
Pembelian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan,
waktu pembelian, biaya telp, biaya
sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
sumber : id.wikipedia.org</div>
<div class="MsoNormal">
staffsite gunadarma</div>
<br />
</div>
Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-74993857894821660912012-07-01T10:24:00.000+07:002012-07-01T10:29:11.212+07:00PREPOSISI, PREMIS, TERM, DAN PENALARAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<w:sdt contentlocked="t" id="89512093" sdtgroup="t"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 1pt;"><w:sdtpr></w:sdtpr><w:sdt docpart="F86D22933CC54BF5B222E1271E32DC3F" id="89512082" showingplchdr="t" storeitemid="X_2442AE33-D8E6-4C41-B389-D3AEEA29BB06" text="t" title="Post Title" xpath="/ns0:BlogPostInfo/ns0:PostTitle"></w:sdt></span>
</w:sdt><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: medium; font-weight: bold;">Preposisi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Preposisi menurut bahasa adalah suatu pernyataan
yang bersifat netral, bukan kalimat tanya, perintah, ataupun kalimat yang
mengandung harapan. Suatu pola preposisi akan menghungungkan antara subjek dan
predikat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Preposisi merupakan suatu arti dari sebuah
kalimat, sebuah kalimat yang sama dapat mengandung preposisi yang berbeda, dan
sebaliknya juga suatu kalimat yang berbeda dapat mengandung preposisi yang sama
jika mengandung arti yang sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Jenis-jenis preposisi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1. Preposisi berdasarkan Bentuk<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Preposisi berdasarkan
bentuk dibagi lagi kedalam 2 jenis preposisi, yaitu preposisi bentuk
tunggal dan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> preposisi bentuk jamak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> - Preposisi bentuk Tunggal :
preposisi yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikate.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> contoh : dosen sedang
mengajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> - Preposisi bentuk Majemuk :
preposisi yang merupakan gabungan dari beberapa preposisi tunggal,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> dengan kata lain merupakan
preposisi yang terdiri lebih dari satu subjek dan predikate.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> contoh : saya sedang
belajar dan ibu sedang memasak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2. Preposisi berdasarkan Sifat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Berdasarkan sifatnya,
proposisi dibagi ke dalam dua jenis yaitu proposisi kategorial dan proposisi
kondisional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Preposisi kategorial : preposisi
yang hubungan subjek dan predikatnya tidak memerlukan suatu syarat apapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> </span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> </span><span style="background-color: black;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">contoh :
Semua harimau binatang karnivora.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Preposisi kondisional :
proposisi yang hubungan subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">
Dan proposisi ini
terbagi ke dalam dua jenis proposisi yaitu hipotesis dan kondisional
disjungtif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> a. Preposisi hipotesis :
mengandung kata pengharapan (jika, seandainya).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh : Jika
saya belajar maka nilai saya akan bagus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> b. Preposisi kondisional
disjungtif : preposisi yang mengandung dua pilihan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh :
orang itu artis atau politikus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3. Preposisi berdasarkan Kualitas, Preposisi
terbagi dalam preposisi negatif dan preposisi positif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Preposisi positif :
merupakan jenis prepisisi dimana ada kesesuaian antara subjek dan predikatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh : semua
pelajar wajib untuk belajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Proposisi negative : jenis
preposisi dimana tidak ada kesesuaian antara subjek dan predikatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh : kerbau itu
memakan batu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">4. Preposisi berdasarkan Kuantitas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Preposisi ini dibagi
ke dalam dua jenis yaitu umum dan khusus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Umum / universal :
mengandung kata semua, seluruh, tidak satu pun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh :
Seluruh karyawan pabrik akan mendapatkan bonus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> · Khusus / specific :
mengandung kata beberapa, sebagian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"> Contoh :
beberapa siswa SMA tidak lulus UN tahun ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Premis</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar
penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis
mayor dan premis minor. Subjek pada kesimpulan itu merupakan term minor. Term
menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat
pada kesimpulan. Perlu diketahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang
menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Contoh:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">(1) Semua cendekiawan adalah manusia pemikir<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">(3) Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Term</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1. Penjelasan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata
yang merupakan ekspressi verbal dari suatu pengertian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai
subyek atau predikat, serta dapat berfungsi sebagai penghubung antara dua
proposisi yang disebut premis dalam sebuah silogisme.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah
term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata. Alasannya: tidak
semua kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspressi verbal
dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri berfungsi
sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Term adalah kata atau
sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu disebut kata
kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal), orang tua asuh, pencinta
lingkungan hidup (term majemuk). </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Ada jenis kata yang tidak bisa berdiri
sendiri, baik sebagai subyek maupun predikat. Ini disebut kata
sinkategorimatis. Mis. : tetapi, beberapa, karena, dengan cepat. Pada dirinya
sendiri kata-kata ini tidak merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan
karena itu tidak merupakan term.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Kata-kata sinkategorimatis itu selalu
tergantung pada kata-kata kategorimatis untuk membentuk sebuah term. Ump.: kata
“berjalan” (kategorimatis, term), “dengan cepat” (sinkategorimatis, bukan
term). Tapi “berjalan dengan cepat” mengungkapkan suatu pengertian baru, dan
karena itu dapat berfungsi sebagai term dalam sebuah proposisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2. Kata dan Pengertian </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kata adalah pernyataan lahiriah dari pengertian.
Namun kata tidak sama dengan pengertian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Kata yang sama sering menunjukkan pengertian
yang berbeda. Mis.: pasang, bulan, kabur. </span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Kata yang berbeda mengungkapkan
pengertian yang sama : ongkos-biaya, sebab-karena, kendala-rintangan. </span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">*
Kata-kata yang tepat sering sukar ditemukan untuk mengungkapkan pengertian yang
ingin disampaikan. </span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Kata yang kita maksudkan mengekspressikan pengertian
tertentu, dalam pikiran orang lain dihubungkan dengan pengertian yang lain dari
yang kita maksudkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Arti dari setiap kata dapat
dilihat dari dua sudut: </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">- Sebagai yang berdiri sendiri (lepas dari
fungsinya dalam kalimat)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">- Dilihat dari sudut fungsinya dalam kalimat
yang kongkrit (supposisi term = arti khusus term dalam kalimat yang tertentu,
dipandang dari sudut arti, isi dan luasnya).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">- Dalam kenyataan sehari-hari sering suatu kata
tertentu harus dicari artinya dalam kaitan dengan fungsinya dalam kalimat yang
menggunakan kata tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3. Jenis-jenis Term </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang
dikandungnya) - Term Univok (satu kata, satu pengertian) : karyawan, pelanggan,
guru, manager. - Term Ekuivok (satu kata, lebih dari satu pengertian): genting,
bulan, bait, pasar. - Term Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisa
berbeda): ada, suap, sehat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Dalam kaitan dengan jumlah kata - Term Tunggal
: gunung, manusia, kejahatan. - Term Majemuk : Kereta api, lapangan sepak bola,
CEO, TQM, BKIA, KPKPN.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Term ditinjau dari luasnya:
Term Singular: mengatakan tentang satu hal tertentuTerm Partikular: mengatakan
tentang sebagian Term universal: mengatakan tentang seluruh luasnya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Berdasarkan sifatnya Term Distributif: berlaku
untuk setiap anggotaTerm Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu kesatuan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">* Berdasarkan fungsinya dalam proposisi dan
silogisme Term subyekTerm predikatTerm menengah / terminus medius<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Penalaran</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan
proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ciri-ciri Penalaran :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Adanya suatu pola berpikir yang secara luas
dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis
pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2,
yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat
usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Deduktif yang berujung pada rasionalisme<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Induktif yang berujung pada empirisme<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk
berpikir secara shahih<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Contoh :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah
saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa
orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">ada orang yang mencampur air dengan brendi dan
itu menyebabkan dia mabuk<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia
mabuk<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">ada lagi yang mencampur air dengan whiski
kemudian akhirnya dia mabuk juga<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa
menarik kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Logika deduktif
merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus
yang bersifat khusus (individual). Sedangkan logika induktif merupakan cara
penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang
bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola
berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme
terdapat premis mayor dan premis minor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Contoh :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Semua makhluk punya mata ( premis mayor )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Si Adam adalah seorang makhluk ( premis minor )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kriteria kebenaran :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3+4=75+2=76+1=7<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia
mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya
benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan
pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut
koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan
pembuktian berdasarkan teori koherensi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Dosen :
Budi Santoso, SS<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Nama / NPM / Kelas : Bagus Anggita Yogatama /
11109466 / 3KA26<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">sumber:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">http://en.wikipedia.org/wiki/Proposition<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">http://en.wikipedia.org/wiki/Premise<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">http://en.wikipedia.org/wiki/Terminology<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-14979799128301629472012-04-24T06:37:00.000+07:002012-04-24T06:37:18.974+07:00Penalaran Induktif<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.<br />
Definisi Penalaran Induktif<br />
---> Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.<br />
Induksi pada pengertian tradisional dipisahkan secara rigid dari deduksi untuk menunjuk pada suatu metode saintifik yang berupaya tiba pada konklusi melalui bukti-bukti (evidences) partikular mengenai dunia. Dalam sains, akumulasi bukti-bukti (evidences) bermakna derajat tertentu terhadap sokongan munculnya hipotesis, kalau bukan konklusi.<br />
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.<br />
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b> Bentuk-bentuk penalaran induktif</b></div>
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu <b>generalisasi, analogi dan hubungan kausal.</b><br />
<br />
<b>A. Generalisasi </b><br />
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.<br />
Contohnya :<br />
• <i>Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.</i><br />
<i> • Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.</i><br />
*Generalisasi: <i>Semua bintang film berparas cantik.</i><br />
Pernyataan “semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.<br />
Contoh kesalahannya:<br />
<i>Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.</i><br />
<i><br /></i><br />
<b>Macam-macam generalisasi :</b><br />
<b> a. Generalisasi sempurna</b><br />
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.<br />
Contoh: <i>sensus penduduk</i><br />
<b>b. Generalisasi tidak sempurna</b><br />
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.<br />
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.<br />
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:<br />
Ø Jumlah sampel yang diteliti terwakili.<br />
Ø Sampel harus bervariasi.<br />
Ø Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.<br />
<br />
<b>B. Analogi</b><br />
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama.<br />
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan</li>
<li>Meramalkan kesamaan</li>
<li>Menyingkapkan kekeliruan</li>
<li>Klasifikasi</li>
</ol>
<br />
Contoh analogi : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.<br />
<br />
<b>C. Hubungan Kausal</b><br />
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.<br />
Macam hubungan kausal :<br />
<b>a) Sebab- akibat.</b><br />
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.<br />
<b>b) Akibat – Sebab.</b><br />
Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.<br />
<b>c) Akibat – Akibat.</b><br />
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.<br />
Contoh Kausal : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.<br />
<br />
Tambahan :<br />
*) Metode induktif<br />
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.<br />
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.<br />
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.<br />
**) Metode deduktif<br />
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.<br />
- Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.<br />
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.<br />
- Contoh:<br />
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.<br />
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.<br />
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik<br />
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.<br />
- Contoh kesalahannya:<br />
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.<br />
Macam-macam generalisasi<br />
Generalisasi sempurna<br />
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.<br />
- Contoh: sensus penduduk<br />
Generalisasi tidak sempurna<br />
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.<br />
- Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.<br />
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna<br />
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.<br />
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:<br />
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.<br />
2. Sampel harus bervariasi.<br />
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.<br />
<br />
Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2<br />
Dosen : Budi Santoso, SS<br />
Nama / NPM / Kelas : Bagus Anggita Yogatama / 11109466 / 3KA26<br />
<br />
Sumber : Wikipedia<br />
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-47665270927597350642012-03-14T21:41:00.001+07:002012-03-14T21:42:19.150+07:00Penalaran Deduktif<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><span style="font-size: 14px; line-height: 21px;"></span></span></div>
<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan Pertama) </span></div>
<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span></div>
<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Penalaran Deduktif </span></div>
<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut denganpremis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.</span></div>
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Faktor-faktor penalaran deduktif :</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">1.Terdapat pada kalimat utama</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">2.Penjelasannya berupa hal-hal yang umum</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">3.Kebenarannya jelas dan nyata</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Contoh penalaran deduktif:</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas. </span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Maka kalimat utama dari kutipan diatas adalah Ada beberapa penyebab kemacetan.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Dosen : Budi Santoso, SS</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Nama / NPM / Kelas : Bagus Anggita Yogatama / 11109466 / 3KA26</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;">Sumber : Wikipedia </span></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-90810957766490375502011-12-18T10:31:00.000+07:002011-12-18T10:31:54.748+07:00La Tahzan - Jangan Bersedih (Tugas Bahasa Indonesia)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<br />
1. Data Publikasi<br />
a. Judul : La Tahzan ~ Jangan Bersedih<br />
b. Penulis : DR. Aidh al-Qarni<br />
c. Penerbit : Qisthi Press<br />
d. Tahun Penerbitan : 2003<br />
e. No, Halaman : 129 - 136<br />
f. Tema : Jangan Bersedih ......<br />
<br />
2. Sinopsis<br />
<br />
Buku ini merupakan hasil kajian bersungguh-sungguh dari penulis yang cuba menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan manusia. Permasalahan yang timbul akibat keraguan, kegelisahan, dukacita, penderitaan, kesedihan, keputusasaan, hilang harapan, kekecewaan dan berbagai lagi.<br />
<br />
Buku ini diharapkan dapat memberikan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut melalui tuntutan cahaya wahyu, petunjuk ajaran Nabi dan panggilan fitrah kemanusiaan, serta melalui berbagai saranan yang kreatif dan etika yang mengkagumkan. Di dalam buku ini juga terdapat berbagai nukilan sejarah para sahabat terbaik dan tabi'in terpilih. Juga ada beberapa potongan bait puisi para penyair terkemuka, nasihat daripada para doktor, pesanan para ahlu hikmah dan tuntunan para ulama.<br />
<br />
Di antara lembaran-lembaran halaman buku ini terdapat pula beberoa hasil karya ilmiah dari para ilmuwan Timur dan Barat, terdahulu dan masa kini. Semuanya dirangkum dari berbagai sumber media maklumat, berupa tulisan yang terdahulu, majalah, makalah dan beberapa media lainnya.<br />
<br />
Buku ini merupakan kumpulan berbagai topik yang disusun rapi dan telah disaring serta diringka. Ringkasnya, buku ini akan mengatakan kepada anda: "Bergembiralah, tenanglah, bersikap optimislah dan jangan bersedih"<br />
<br />
3. KEUNGGULAN<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Tulisan dikemas dengan gaya yang sangat variatif. Hal ini membuat buku La Tahzan lebih sedap dibaca dan tidak membosankan.</li>
<li>Bacaan memiliki banyak manfaat. Banyak sekali tulisan dan tips yang diramu menjadi tulisan yang begitu terasa khasiatnya saat dibaca.</li>
<li>Sumber-sumber bacaan sangat variatif.</li>
<li>Buku disertai penanda halaman sehingga akan memudahkan bagi pembaca dalam meneruskan bacaan yang belum terselesaikan.</li>
</ol>
<br />
4. KEKURANGAN<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Tidak disertakan daftar pustaka.</li>
<li>Dimensi buku terlalu tebal sehingga kurang praktis untuk dibawa dalam perjalanan.</li>
</ol>
<br />
<br />
5. PENDAPAT<br />
<br />
Tak Heran La Tahzan menjadi Novel Terlaris tidak hanya dalam waktu singkat. Bahkan 7 tahun terakhirpun sudah terjual 1.5 Juta kopi.. Semangat yang dituangkan penulis pun begitu membuat para pembaca merasakan kegembiraan. Kesedihan hanyalah kebahagiaan yang tertunda, janganlah terus bersedih, bergembiralah..karena dengan begitu kita dapat membahagiakan orang lain.<br />
<br />
<br />
Tugas Bahasa Indonesia III<br />
Oleh : Bagus Anggita Yogatama_11109466_3KA26<br />
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-2672833993543676782011-11-06T10:38:00.000+07:002011-11-06T10:38:30.379+07:00Contoh Naskah Diksi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">Enam Serdadu </span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada suatu
masa ada seorang pria yang hebat, dia telah <b>membaktikan</b> diri pada negara
dalam perang, dan mempunyai keberanian yang luar biasa, tetapi pada akhirnya
dia dipecat tanpa alasan apapun dan hanya memiliki 3 keping uang logam sebagai hartanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Saya
tidak akan diam saja melihat hal ini," katanya; "tunggu hingga saya
menemukan orang yang tepat untuk membantu saya, dan raja harus memberikan semua
harta dari negaranya sebelum masalah saya dengan dia selesai."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kemudian,
dengan penuh kemarahan, dia masuk ke dalam hutan, dan melihat satu orang
berdiri disana mencabuti enam buah pohon seolah-olah pohon itu adalah
tangkai-tangkai jagung. Dan dia berkata kepada orang itu,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Maukah
kamu menjadi <b>orangku</b>, dan ikut
dengan saya?"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Baiklah,"
jawab orang itu; "Saya harus membawa pulang sedikit kayu-kayu ini <b>terlebih </b>kerumah ayah dan ibuku."
Dan mengambil satu persatu pohon tersebut, dan menggabungkannya dengan 5 pohon
yang lain dan memanggulnya di pundak, dia lalu berangkat pergi; segera setelah
dia datang kembali, dia lalu ikut bersama dengan <b>pimpinannya</b>, yang berkata,<br />
"Berdua kita bisa menghadapi seluruh dunia."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dan tidak
lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan satu orang pemburu yang berlutut
pada satu kaki dan dengan hati-hati membidikkan senapannya.<br />
"Pemburu," kata si pemimpin, "apa yang kamu bidik?"<br />
"Dua mil dari sini," jawabnya, "ada seekor lalat yang hinggap
pada pohon Oak, Saya bermaksud untuk menembak mata kiri dari lalat
tersebut."<br />
"Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin, "Bertiga kita bisa
menghadapi seluruh dunia"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pemburu
tersebut sangat ingin ikut dengannya, jadi mereka semua berangkat bersama
hingga mereka menemukan tujuh kincir angin, yang baling-baling layarnya
berputar dengan kencang, walaupun disana tidak ada angin yang bertiup dari arah
manapun, dan tak ada daun-daun yang bergerak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Wah,"
kata si Pemimpin, "Saya tidak bisa berpikir apa yang menggerakkan kincir
angin, berputar tanpa angin;" dan ketika mereka berjalan sekitar dua mil
ke depan, mereka bertemu dengan seseorang yang duduk diatas sebuah pohon,
sedang menutup satu lubang hidungnya dan meniupkan napasnya melalui lubang
hidung yang satu.<br />
"Sekarang," kata si Pemimpin, "Apa yang kamu lakukan diatas
sana?"<br />
"Dua mil dari sini," jawab orang itu, "disana ada tujuh kincir
angin; saya meniupnya hingga mereka dapat berputar."<br />
"Oh, ikutlah dengan saya," bujuk si Pemimpin, "Berempat kita
bisa menghadapi seluruh dunia."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jadi si
Peniup turun dan berangkat bersama mereka, dan setelah beberapa saat, mereka
bertemu dengan seseorang yang berdiri diatas satu kaki, dan kaki yang satunya
yang dilepas, tergeletak tidak jauh darinya.<br />
"Kamu terlihat mempunyai cara yang unik saat beristirahat," kata si
Pemimpin kepada orang itu.<br />
"Saya adalah seorang pelari," jawabnya, "dan untuk menjaga agar
saya tidak bergerak terlalu cepat Saya telah melepas sebuah kaki saya, Jika
saya menggunakan kedua kaki saya, Saya akan jauh lebih cepat dari pada burung
yang terbang."<br />
"Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin, "Berlima kita bisa
menghadapi seluruh dunia."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jadi mereka
akhirnya berangkat bersama, dan tidak lama setelahnya, mereka bertemu dengan
seseorang yang memakai satu topi kecil, dan dia memakainya hanya tepat diatas
satu telinganya saja.<br />
"Bersikaplah yang benar! bersikaplah yang benar!" kata si Pemimpin;
"dengan topi seperti itu, kamu kelihatan seperti orang bodoh."<br />
"Saya tidak berani memakai topi ini dengan lurus," jawabnya lagi,
"Jika saya memakainya dengan lurus, akan terjadi badai salju dan semua
burung yang terbang akan membeku dan jatuh mati dari langit ke tanah."<br />
Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin; "Berenam kita bisa
menghadapi seluruh dunia."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jadi orang
yang keenam ikut berangkat bersama hingga mereka mencapai kota dimana raja yang
menyebabkan penderitaannya akan memulai pertandingan dimana siapapun yang jadi
pemenang akan dinikahkan dengan putrinya, tetapi siapapun yang kalah akan
dibunuh sebagai hukumannya. Lalu si Pemimpin maju kedepan dan berkata bahwa
satu dari orangnya akan mewakili dirinya dalam pertandingan tersebut.<br />
"Kalau begitu," kata raja, "hidupnya harus dipertaruhkan, dan
jika dia gagal, dia dan kamu harus dihukum mati."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketika si
Pemimpin telah setuju, dia memanggil si Pelari, dan memasangkan kakinya yang
kedua pada si Pelari.<br />
"Sekarang, lihat baik-baik," katanya, "dan berjuanglah agar kita
menang."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Telah
disepakati bahwa siapapun yang paling pertama bisa membawa pulang air dari anak
sungai yang jauh dan telah ditentukan itu akan dianggap sebagai pemenang.
Sekarang putri raja dan si Pelari masing-masing mengambil kendi air, dan mereka
mulai berlari pada saat yang sama; tetapi dalam sekejap, ketika putri raja
tersebut berlari agak jauh, si Pelari sudah hilang dari pandangan karena dia
berlari secepat angin. Dalam sekejap dia telah mencapai anak sungai, mengisi
kendinya dengan air dan berlari pulang kembali. Ditengah perjalanan pulang, dia
mulai merasa kelelahan, dan berhenti, menaruh kendinya dilantai dan berbaring
di tanah untuk tidur. Agar dapat terbangun secepatnya dan tidak tertidur pulas,
dia mengambil sebuah tulang tengkorak kuda yang tergeletak didekatnya dan
menggunakannya sebagai bantal. Sementara itu, putri raja, yang sebenarnya juga
pelari yang baik dan cukup baik untuk mengalahkan orang biasa, telah mencapai
anak sungai juga, mengisi kendinya dengan air, dan mempercepat larinya pulang
kembali, saat itu dia melihat si Pelari yang telah tertidur di tengah jalan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Hari
ini adalah milik saya," dia berkata dengan gembira, dan dia mengosongkan
dan membuang air dari kendi si Pelari dan berlari pulang. Sekarang hampir
semuanya telah hilang tetapi si Pemburu yang juga berdiri di atas dinding
kastil, dengan matanya yang tajam dapat melihat semua yang terjadi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Kita
tidak boleh kalah dari putri raja," katanya, dan dia mengisi senapannya,
mulai membidik dengan teliti dan menembak tengkorak kuda yang dijadikan bantal
dibawah kepala si Pelari tanpa melukai si Pelari. Si Pelari terbangun dan
meloncat berdiri, dan melihat banya kendinya telah kosong dan putri raja sudah
jauh berlari pulang ke tempat pertandingan dimulai. Tanpa kehilangan keberaniannya,
dia berlari kembali ke anak sungai, mengisi kendinya kembali dengan air, dan
untuk itu, dia berhasil lari pulang kembali 10 menit sebelum putri raja tiba.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Lihat,"
katanya; "ini adalah pertama kalinya saya benar-benar menggunakan kaki
saya untuk berlari"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Raja menjadi
jengkel, dan putrinya lebih jengkel lagi, karena dia telah dikalahkan oleh serdadu
biasa yang telah dipecat; d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">n mereka berdua sepakat untuk
menyingkirkan serdadu beserta pengikutnya bersama-sama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Saya
punya rencana," jawab sang Raja; "jangan takut tetapi kita harus
mendiamkan mereka selama-lamanya." Kemudian mereka menemui serdadu dan
pengikutnya, mengundang mereka untuk makan dan minum; dan sang Raja memimpin
mereka menuju ke sebuah ruangan, yang lantainya terbuat dari besi, pintunya
juga terbuat dari besi, dan di jendelanya terdapat rangka-rangka besi; dalam
ruangan itu ada sebuah meja yang penuh dengan makanan.<br />
"Sekarang, masuklah kedalam dan buatlah dirimu senyaman mungkin,"
kata sang Raja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketika
serdadu dan pengikutnya semua masuk, dia mengunci pintu tersebut dari luar. Dia
kemudian memanggil tukang masak, dan menyuruhnya untuk membuat api yang sangat
besar dibawah ruangan tersebut hingga lantai besi menjadi sangat panas. Dan
tukang masak tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Raja, dan keenam
orang didalamnya mulai merasakan ruangan menjadi panas, tapi berpikir bahwa itu
karena makanan yang mereka makan, seiring dengan suhu ruangan yang bertambah
panas, mreka menyadari bahwa pintu dan jendela telah dikunci rapat, mereka menyadari
rencana jahat sang raja untuk membunuh mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Bagaimanapun
juga, dia tidak akan pernah berhasil," kata laki-laki dengan topi kecil;
"Saya akan membawa badai salju yang akan membuat api merasa malu pada
dirinya sendiri dan merangkak pergi."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dia lalu
memasang topinya lurus diatas kepala, dan secepat itu badai salju datang dan
membuat semua udara panas menjadi hilang dan makanan menjadi beku diatas meja.
Setelah satu atau dua jam berlalu, Ra</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">j</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a menyangka bahwa mereka telah
terbunuh karena panas, dan menyuruh untuk membuka kembali pintu ruangan
tersebut, dan masuk kedalam untuk melihat keadaan mereka. Ketika pintu terbuka
lebar, mereka berenam ternyata selamat dan terlihat mereka telah siap untuk
keluar untuk menghangatkan diri karena ruangan tersebut terlalu dingin dan
menyebabkan makanan di meja menjadi beku. Dengan penuh kemarahan, raja
mendatangi tukang masak, mencaci dan menanyakan mengapa tukang masak itu tidak
melaksanakan apa yang diperintahkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Ruangan
tersebut cukup panas; kamu mungkin bisa melihatnya sendiri," kata tukang
masak. Sang Raja melihat kebawah ruangan besi tersebut dan melihat api yang
berkobar-kobar di bawahnya, dan mulai berpikir bahwa keenam orang itu tidak
dapat disingkirkan dengan cara itu. Dia mulai memikirkan rencana baru, jadi dia
memanggil serdadu yang menjadi pemimpin tersebut dan berkata kepadanya,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Jika
kamu tidak ingin menikahi putri saya dan memilih harta berupa emas, kamu boleh
mengambilnya sebanyak yang kamu mau."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Baiklah,
tuanku Raja," jawab si Pemimpin; "biarkan saya mengambil emas
sebanyak yang dapat dibawa oleh pengikutku, dan saya tidak akan menikahi
putrimu." Raja setuju bahwa si Pemimpin akan datang dalam dua minggu untuk
mengambil emas yang dijanjikan. Si Pemimpin memanggil semua penjahit yang ada
di kerajaan tersebut dan menyuruh mereka untuk membuat karung yang sangat besar
dalam dua minggu. Dan ketika karung itu telah siap, orang kuat (yang dijumpai
mencabut dan mengikat pohon) memanggul karung tersebut di pundaknya dan
menghadap sang Raja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Siapa
orang yang membawa buntalan sebesar rumah di pundaknya ini?" teriak sang
Raja, ketakutan karena memikirkan banyaknya emas yang bisa dibawa pergi. Dan
satu ton emas yang biasanya diseret oleh 16 orang kuat, hanya di panggulnya di
pundak dengan satu tangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Mengapa
tidak kamu bawa lebih banyak lagi? emas ini hanya menutupi dasar dari kantung
ini!" Jadi raja menyuruh untuk mengisinya perlahan-lahan dengan seluruh
kekayaannya, dan walaupun begitu, kantung tersebut belum terisi setengah penuh.<br />
"Bawa lebih banyak lagi!" teriak si Kuat; "harta-harta ini belum
berarti apa-apa!" Kemudian akhirnya 7000 kereta yang dimuati dengan emas
yang dikumpulkan dari seluruh kerajaan berakhir masuk dalam karungnya.<br />
"Kelihatannya belum terlalu penuh," katanya, "tetapi saya akan
membawa apa yang bisa saya bawa." walaupun dalam karung tersebut masih
tersedia ruangan yang kosong.<br />
"Saya harus mengakhirinya sekarang," katanya; "Jika tidak penuh,
sepertinya lebih mudah untuk mengikatnya." Dan orang kuat itu lalu
menaikkan karung tersebut dipunggungnya dan berangkat pergi bersama dengan
teman-temannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketika sang
Raja melihat semua kekayaan dari kerajaanya dibawa oleh hanya satu orang, dia
merasa sangat marah, dan dia memerintahkan pasukannya untuk mengejar keenam
orang itu dan merampas kembali karung itu dari si Kuat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dua pasukan
kuda segera dapat mengejar mereka, memerintahkan keenam orang itu untuk
menyerah dan menjadi tawanan, dan mengembalikan kembali karung harta itu atau
dibunuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Menjadi
tawanan, katamu?" kata orang yang bisa meniup, "mungkin kalian perlu
menari-nari di udara bersama-sama," dan menutup satu lubang hidungnya, dan
meniupkan napas melalui lubang yang satunya, pasukan tersebut beterbangan
melewati atas gunung. Tetapi komandan yang memiliki sembilan luka dan merupakan
orang yang pemberani, memohon agar mereka tidak dipermalukan. Si Peniup
kemudian menurunkannya perlahan-lahan dan memerintahkan agar mereka melaporkan
ke sang Raja bahwa pasukan apapun yang dikirim kan untuk mengejar mereka, akan
mengalami nasib yang sama dengan pasukan ini. Dan ketika sang Raja mendapat
pesan tersebut, berkata,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Biarkanlah
mereka; mereka mempunyai hak atas harta itu." Jadi keenam orang itu
membawa pulang harta mereka, membagi-bagikannya dan hidup senang sampai akhir
hayat mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sumber :
http://bit.ly/sKwGEk </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">========================================================<br />
No | kata yang salah diksi |
perbaikan
| alasan<br />
========================================================</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1.
membaktikan
mengabdikan
tidak baku</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. orangku
pengikutku tidak baku</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. terlebih sebelumnya tidak baku</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pimpinannya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> pemimpinnya tidak diawali imbuhan pe-</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-6623076598097268652011-10-20T08:27:00.002+07:002011-10-20T08:29:07.954+07:00MENGAPA YAHUDI TIDAK SUKA INDONESIA DAN MALAYSIA BERSATU?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheVECuTUZTs3oZbHsDreu9uLzQRHWfY8oBUUEnlBCsQKoKvm4gCu70UCJkeC3o_2ENayR8xrGALA4kClv2x7oGvdZZZ-3B6CdmNo9IAv0Ej5dbdob_i3FZOXIib8Ch9yEL4C3iFHvndXh2/s1600/indonesia+malaysia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheVECuTUZTs3oZbHsDreu9uLzQRHWfY8oBUUEnlBCsQKoKvm4gCu70UCJkeC3o_2ENayR8xrGALA4kClv2x7oGvdZZZ-3B6CdmNo9IAv0Ej5dbdob_i3FZOXIib8Ch9yEL4C3iFHvndXh2/s1600/indonesia+malaysia.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam
kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal
kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa
(11/10/2011).<br />
<br />
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian
kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan
nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo
dulu.<br />
<br />
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum
nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang
diduga telah dicaplok Malaysia.<br />
<br />
Kita harus membuka mata bahwa
konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan
sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap
besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan,
karena kita hanya korban.<br />
<br />
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik
Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di
balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.<br />
<br />
Dalam
memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam
Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah
strategi.<br />
<br />
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya
kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa
orang-orang China dan India).<br />
<br />
Kedua, pastikan bahwa raja-raja
Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil
para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang
untuk memisahkan Arab dengan Melayu.<br />
<br />
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.<br />
<br />
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari
tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.<br />
<br />
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah
kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.<br />
<br />
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri
seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas,
Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara
“Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di
perkebunan Pondok Gede di Bogor.<br />
<br />
Perkebunan itu dimiliki Wakil
Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat
menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi
meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.<br />
<br />
Raffles
pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di
Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut
sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu. <br />
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok
uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.<br />
<br />
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani
perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor
ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.<br />
<br />
Untuk
mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu
supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.<br />
<br />
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia.
Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun
Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.<br />
<br />
Adanya
inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan
wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim,
pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas
kepolisian federal Malaysia.<br />
<br />
Kala itu bersama dengan Kelompok
Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan
kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara
lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek
pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi
federal Malaysia.<br />
<br />
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan
"Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara
penjajah Zionis Tel Aviv.<br />
<br />
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan
perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah
sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri
Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.<br />
<br />
Yakinlah, jika umat
muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang
pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan
selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama
muslim.<br />
<br />
Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas
Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah
perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam. (pz/eramuslim.com)</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-35511787955174749352011-10-20T08:25:00.000+07:002011-10-20T08:25:11.207+07:00Political hypocrisy of America versus the Islamic Movement 'fundamentalist'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii5yyaYoxIIWXGqLL16VM-D8QdMX3ya4fKwul65wIgz23giqcpYIOb5xgGernKDWlATmrYoS9Lelf5CXauf6YAW3KZExuB6gSdYiNxXHuBrYlUf4xheM1UiBINg7rJci9i-Udb_EkEi2km/s1600/islamic+movement.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii5yyaYoxIIWXGqLL16VM-D8QdMX3ya4fKwul65wIgz23giqcpYIOb5xgGernKDWlATmrYoS9Lelf5CXauf6YAW3KZExuB6gSdYiNxXHuBrYlUf4xheM1UiBINg7rJci9i-Udb_EkEi2km/s320/islamic+movement.jpg" width="320" /></a></div>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-weight: normal;">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody translationEligibleUserMessage" data-ft="{"type":3}"> The
U.S. government always holds a dilemma in view of international
political issues related to political interests. This terimplementasikan
in the pattern of foreign policy, between pragmatic and idealistic
thinking.<br /><span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show"> <br />
Therefore, the Islamic world are often branded as hypocritical
political wisdom (hypocrites). On the one hand, Americans are always
touting the doctrine of Democracy as a universal formula that is honored
and promoted all over the world. But on the other hand often and always
acted trampling the sovereignty of other countries with due regard for
human rights and democratic principles of state / other nations that are
growing.<br /> <br /> Americans are accustomed to seeing the various
weaknesses of other countries for the purpose of political interests,
the usual highlight the application in terms of democracy and human
rights, but he forgot to see the flaws in the country to solve economic
problems and racist an easy pop at any time. Castration negro race,
color differentiation treatment of blacks and whites in American society
is still very striking. It tasted American world was "sick" closes
ulcers injustice within their own country and pointed thither countries
accused of undemocratic and violates human rights, then hit the pretext
of implementing justice.<br /> <br /> The emergence of Islamic movements
that often they give the label "fundamentalist" who famously antibarat,
drawing the attention of American and western society in general,
because the interests of the Muslim state become a major issue. So it is
only natural to feel disturbed by the presence of American
fundamentalists for disturbing the peace and interests. Many events
ekstimitas, terrorist movements are fighting Western interests in
various corners of the globe, is associated with fundamentalist Islamic
movement who feel increasingly treated unfairly by the West.<br /> <br />
Western politicians and practitioners, particularly the United States,
likes to confuse the term with Islamic general as a political force
narrow. Islam is seen as an ideology based on the strength of religion.
Form of fundamentalist Islamic movement is often interpreted as a
manifestation of the Islamic community as a whole. Negative impressions
such as these have prompted the birth of many of the ideas from the
West-leaning pragmatist to engineer the destruction of Islam as strength
of Politics and Ideology. [Taz]</span></span></span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span class="messageBody translationEligibleUserMessage" data-ft="{"type":3}">By: Dr. Amir Mahmud, M. Ag<br /> Alumnus of the State Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta</span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-weight: normal;">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody translationEligibleUserMessage" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show"> </span></span></span></h6>
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-15229220281673640232011-10-18T17:35:00.001+07:002011-10-18T17:35:27.414+07:008 Cara Memutuskan Hubungan Cinta yang Baik dan Benar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Memutuskan sebuah hubungan asmara, baik yang sudah terjalin
bertahun-tahun atau hanya beberapa hari, bukanlah hal yang mudah. Meski
Anda tak ingin menyakiti hatinya, namun bila diteruskan pun sepertinya
Anda sudah tak sanggup lagi. <br />
<br />
Jadi bagaimana dong? Padahal Anda
juga tak ingin ia tersakiti hatinya. Tapi yang namanya putus cinta, tak
ada yang tidak menyakitkan bukan? Yang bisa Anda lakukan adalah
membuatnya menjadi sedikit 'beradab'. Caranya? Lakukan beberapa hal di
bawah ini: <br />
<br />
<b>1. Buat persiapan </b><br />
Memutuskan
hubungan asmara tentu bukan keputusan yang mendadak, jadi sisihkan waktu
untuk mempersiapkan keputusan Anda tersebut. Karena semakin baik
persiapan Anda, semakin kecil kemungkinan Anda terpengaruh emosi. Pihak
yang diputuskan, pasti akan sedih dan kemungkinan besar akan menangis.
Persiapkan pula jawaban yang tegas dan dapat diterima olehnya, bila ia
menanyakan alasan. <br />
<br />
<b>2. Jadikan ia yang pertama tahu </b><br />
Biasanya
sebelum membuat keputusan ini, Anda akan bertanya dan meminta
pertimbangan dari sahabat-sahabat terdekat. Tapi bukan berarti mereka
yang harus memberitahukannya pada pasangan Anda. Hormati pasangan dan
katakan keputusan Anda, sebelum orang lain yang memberitahunya. <br />
<br />
<b>3. Bertemu muka adalah yang terbaik </b><br />
Memang
lebih mudah mengucapkan perpisahan melalui telepon, email atau SMS.
Tapi Anda pasti tahu kalau cara itu akan membuat Anda terkesan penakut,
terutama bagi pasangan Anda. Dan biasanya, akan tak mudah bagi pasangan
untuk menjalin pertemanan atau kesempatan, bila ternyata Anda berubah
pikiran. Untuk menghindari karma, misalnya diputusin pacar lewat
Friendster atau Facebook, sebaiknya hormati pasangan dengan menyatakan
secara tatap muka. <br />
<br />
<b>4. Cari waktu yang paling tepat </b><br />
Memutuskan
hubungan, juga dibutuhkan waktu yang tepat. Jangan mengucapkan
perpisahan saat Anda berdua tengah merayakan ulang tahun, hari jadi atau
acara-acara yang seharusnya menyenangkan. Hari terbaik untuk
mengucapkan kata putus adalah hari Jumat, sebab hari ini adalah hari
terakhir kerja. Sehingga, ia dapat 'menghilangkan diri' di hari Sabtu
dan Minggu untuk menenangkan diri dari dunia 'luar'. <br />
<br />
<b>5. Cari lokasi yang tepat </b><br />
Hal
terpenting lain yang harus dipikirkan, adalah memilih tempat yang tepat
untuk mengucapkan kata 'putus'. Cari lokasi netral tanpa suasana yang
memiliki nilai sentimentil bagi Anda berdua, juga tempat yang
menguntungkan agar terhindar dari tatapan ingin tahu orang lain.
Misalnya di restoran yang tak terlalu ramai, sehingga bila ada tangisan
yang keluar, Anda tak akan merasa malu. Lokasinya pun agak jauh dan
sepi, misalnya di pertokoan atau taman, di jam-jam yang tentunya tak
terlalu ramai. <br />
<br />
<b>6. Pilih kalimat tepat saat mengatakannya </b><br />
Untuk
menghindari kesan yang salah, katakan pemikiran dan keputusan Anda itu
secara jelas, jujur dan sederhana. Beritahu bagaimana kepedihan Anda
dalam membuat keputusan ini, biarkan ia tahu kalau Anda pun ikut
menderita dan seakan bukan Anda yang mengeluarkan keputusan tersebut.
Tanpa harus menyalahkan dirinya, biarkan ia tahu apa permasalahan yang
Anda alami dan katakan bahwa keputusan ini mungkin yang terbaik bagi
Anda berdua. Bukan hal yang salah bila Anda memiliki harapan dalam
sebuah hubungan, tapi ikatan dua hati tak akan berjalan bila sudah tak
lagi diikat dengan rasa cinta. Hindari berbohong untuk menghindari rasa
sakit hati, sebaliknya, katakan secara jujur dengan kalimat yang di tata
secara hati-hati. Pertimbangkan baik-baik setiap perkataan Anda, karena
pada kesempatan lain mungkin Anda akan berjumpa lagi dengannya. <br />
<br />
<b>7. Biarkan ia menguasai keadaan </b><br />
Saat
diputus, reaksi orang berbeda-beda, dari tertawa hingga menangis, ada
yang menerimanya dengan wajah serius atau seperti tak percaya. Beri ia
waktu untuk memahami keadaan, lalu biarkan ia mengungkapkan perasaannya
(jika ia mau). Walau ia memahami maksud Anda, kadang ia berharap Anda
berubah pikiran dan memberi kesempatan untuk memperbaiki keadaan.
Jawablah kalau Anda telah memikirkannya masak-masak dan keputusan
tersebut sudah bulat. Ini akan jauh lebih baik, daripada membiarkan
hubungan yang tak menyenangkan terus menerus. Bila perlu, biarkan ia
memutuskan kapan percakapan dianggap selesai. <br />
<br />
<b>8. Sehari setelah kata putus </b><br />
Mantan
pacar Anda akan berusaha meyakinkan Anda untuk kembali bersama selama
beberapa hari ke depan. Bila memang ada barang atau apapun yang harus
diselesaikan, selesaikan secepatnya dan hindari kembali ke situasi
layaknya Anda berdua masih bersama.<br />
<br />
sumber: http://www.klikunic.com/2011/08/8-cara-memutuskan-hubungan-cinta-yang.html </div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-73024447114206792172011-10-18T17:35:00.000+07:002011-10-18T17:35:14.464+07:00Es Kutub Utara Benar-Benar Mencair !!!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Mencairnya es di laut Kutub Utara telah menyebabkan jalur yang
mengelilingi daerah Barat Laut dan Timur laut terbuka bersamaan, ini
adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia dapat berlayar
mengelilingi Kutub Utara.<br />
<br />
Foto satelit daerah Kutub Utara
yang diumumkan baru-baru ini menunjukkan, es di kutub utara telah
mencair dan menyebabkan jalur Barat Laut dan Timur Laut di kutub utara
terbuka secara bersamaan minggu lalu, ini adalah pertama kalinya
manusia dapat berlayar mengelilingi kutub utara dengan tanpa hambatan
sama sekali, namun hal ini juga menunjukkan bahwa proses pemanasan
global menjadi lebih cepat daripada perkiraan.<br />
<br />
Bongkahan es terakhir pun telah lenyap<br />
<br />
Harian
Independent Inggris dalam artikelanya pada 31 Agustus lalu
memberitakan, ilmuwan dari Universitas Bremen Jerman telah mengumumkan
sejumlah foto yang telah diambil dari satelit milik NASA yang
menunjukkan bahwa jalur Barat Laut pada akhir pekan minggu lalu telah
terbuka, sementara bongkahan es terakhir yang menutupi jalur yang
menembus Laut Laptev-Siberia mengarah ke Rusia juga telah mencair
beberapa hari setelahnya.<br />
Ini adalah pertama kali-nya kedua jalur
pintas tersebut terbuka setelah 125.000 tahun lamanya, juga merupakan
salah satu fenomena pemanasan global paling mencengangkan yang muncul di
kutub utara selama 1 bulan terakhir ini. Seorang professor tentang
pakar lautan es dari Pusat Informasi Es dan Salju Amerika (NSIDC),
mengatakan, ini merupakan suatu "Kejadian besar bersejarah", dan semakin
lanjut membuktikan bahwa gunung es di kutub utara kemungkinan telah
memasuki "pusaran maut" yang tidak dapat diselamatkan lagi.<br />
<br />
Pemanasan global semakin cepat, para ahli terkejut<br />
<br />
Minggu
lalu NSIDC pernah mengeluarkan peringatan bahwa dalam beberapa minggu
ke depan jumlah gunung es di kutub utara kemungkinan akan menyusut
bahkan lebih sedikit dari rekor terendah tahun lalu. Ilmuwan asal
Amerika, Moslowski, dalam laporan yang dipublikasikan tahun ini
meramalkan, dalam tempo 5 tahun musim panas di kutub utara bakal tidak
ada es sama sekali, selain itu kecepatan mencairnya es kemungkinan juga
akan bertambah cepat. Hal yang memicu adanya argumen-argumen seperti
ini adalah karena jumlah lapisan es yang mencair di kutub utara telah
mencapai skala yang seharusnya baru akan terjadi pada tahun 2050
mendatang.<br />
Keuntungan transportasi laut, jarak tempuh pelayaran berkurang ribuan mil<br />
Jalur
Barat Laut kutub utara ini melewati Canada, dan jalur Timur Laut
melewati Rusia mengelilingi kutub utara. Tahun 2005 jalur Timur Laut
pernah sekali terbuka, waktu itu jalur Barat Laut masih tetap tertutup,
tahun lalu keadaannya terbalik, dan sekarang kedua jalur itu terbuka
bersamaan. Pihak yang paling mendambakan terjadinya hal ini seharusnya
adalah perusahaan pelayaran, sebab dengan terbukanya kedua jalur ini
akan dapat memperpendek jarak tempuh pelayaran sebanyak ribuan mil.
Terbukanya jalur pelayaran Timur Laut ini telah memperpendek jarak
pelayaran antara Jerman dan Jepang sebanyak 4.000 mil, dan sudah ada
perusahaan pelayaran yang bersiap-siap untuk membuka jalur pelayaran
Timur Laut tahun depan.<i><b><b> </b></b></i><br />
<br />
<br />
Kutub Selatan Mencair, Bongkahan Es Raksasa Terdampar di Australia<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/148509_173131949382939_100000584049141_487797_3985401_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Kurang
lebih Seminggu yang lalu Australia dikejutkan dengan terdamparnya
gunung es berdiameter raksasa di wilayah perairan Australia. Bongkahan
es raksasa tersebut diperkirakan berasal dari kutub selatan. Bagaimana
bisa??<br />
Kita mengetahui "Global Warming" memang memberi pengaruh
besar terhadap kehidupan dan bumi kita terlebih dalam 10 tahun
terakhir. Tapi siapa yang menyangka kalau dampak besarnya sudah bisa
terlihat sangat jelas sekarang. Memang dalam beberapa tahun terakhir
sangat banyak dampak-dampak luar biasa dari Global Warming, seperti
meningkatnya suhu global secara drastis, cuaca dan iklim yang semakin
kacau dan sulit untuk diprediksi, El-nino yang semakin sulit untuk
diatasi, meningkatnya permukaan laut, dll.<br />
Namun dampak terbesar
yang baru saja terjadi akhir-akhir ini adalah terdamparnya gunung es di
perairan Australia. Berikut keterangan yang saya kutip dari kompas.com<br />
23 November 2009<br />
Bongkahan
es raksasa yang jumlahnya ratusan bergerak dari Antartika menuju
pulau-pulau di Selandia Baru. Bongkahan es yang besarnya seperti
stadion itu dikhawatirkan Pemerintah Selandia Baru mengancam pelayaran.
Hasil pemotretan satelit menunjukkan, bongkahan besar es baru saja
melewati kawasan pulau Auckland dan menuju pulau utama South Island,
sekitar 450 kilometer arah timur laut.<br />
"Peringatan berlaku bagi
semua kapal di kawasan itu agar waspada terhadap keberadaan bongkahan
es," kata juru bicara kelautan Selandia Baru, Ross Henderson, seperti
dilaporkan AFP. Keberadaan bongkahan es dalam kelompok besar itu
disampaikan ahli gletser dari Divisi Antartika Australia.<br />
Mereka
terus memantau pergerakan bongkahan-bongkahan es tersebut. Menurut
mereka, bongkahan es itu merupakan bagian dari bongkahan raksasa yang
Oktober lalu terlihat di sekitar Pulau Macquarie, Australia.<br />
Saat
itu, dua bongkahan besar—yang pertama selebar dua kilometer dan kedua
sebesar stadion olimpiade Beijing terpantau di sana. Sementara itu,
yang terpantau menuju Selandia Baru hari Senin lalu sudah
terpecah-pecah dalam berbagai ukuran.<br />
Beberapa di antaranya
memiliki lebar 200 meter. "Semua berasal dari satu bongkahan besar,
yang mungkin luasnya 30-an kilometer persegi di Antartika sana," kata
salah satu ahli gletser, Neal Young. Meningkatnya suhu global dan muka
laut karena pemanasan global dituding sebagai penyebabnya.<br />
Setelah
tiga tahun Menurut Neal Young, bongkahan es dalam jumlah besar
terakhir terlihat mengapung di dekat Selandia Baru pada tahun 2006
lalu. Saat itu, hanya berjarak 25 kilometer dari garis pantai—kejadian
pertama setelah tahun 1931.Ia yakin akan semakin sering melihat
kejadian serupa bila suhu global terus meningkat.<br />
Sejumlah ahli
tidak yakin akan hal ini. Berkurangnya luasan es Antartika di Kutub
Selatan telah teridentifikasi beberapa tahun terakhir. Namun,
berkurangnya lapisan es di kawasan Antartika timur dalam jumlah besar,
selama tiga tahun terakhir, dinilai para ahli sebagai "kejutan". Tidak
seperti lapisan es di Antartika barat, yang selama ini dikenal rentan
dan tidak stabil, lapisan es di Antartika timur dikenal sangat stabil.<br />
Menurut
kutipan diatas kutub selatan mulai mencair dan bongkahan2 esnya
memasuki kawasan Australia. Yang membuat saya terkejut adalah Belum
lama ini sebuah foto satelit menangkap sebuah bongkahan dari pecahan
gunung es di Antartika (Kutub Selatan) telah hanyut hingga menuju
perairan Australia sekitar Macquarie Island di ikuti 100 potongan es
kecil menuju arah Selandia Baru.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/76403_173132216049579_100000584049141_487798_8298752_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Diperkirakan
bongkahan es yang ditandai lingkaran merah pada gambar diatas adalah
bongkahan es yang terdampar di perairan Australia baru-baru ini.
Besarnya bongkahan gunung es yang larut terbawa arus tersebut setara
dengan 2 kali luas Hongkong. Ukurannya inilah yang membuat saya
terkejut, bayangkan 2x ukuran Hongkong?!.<br />
Seorang Ahli Gunung Es
Glaciologist Neal Young dikutip AFP mengatakan hal ini pernah terjadi
dahulu kala, namun saat ini siklus ini terjadi kembali. Hongkong
Memiliki Luas 49 km persegi, sedangkan bongkahan gunung es tersebut
memiliki panjang hingga 19, 2 (hampir 20 km) dengan lebar 5 km.<br />
Untuk lebih jelasnya lagi berikut saya berikan beberapa gambar yang bisa saya peroleh.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/77184_173132389382895_100000584049141_487799_700640_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/155337_173132432716224_100000584049141_487800_7962297_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Gambar diatas adalah gambar bongkahan es raksasa yang baru2 ini terdampar di perairan Australia<i> </i><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/149982_173132816049519_100000584049141_487801_8302106_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/149640_173132859382848_100000584049141_487802_7894108_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Gambar diatas adalah bongkahan es tersebut yang diambil dari satelit<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/148484_173133116049489_100000584049141_487803_7688439_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Nah,
ini dia yang membuat kita warga Indonesia patut merasa cemas. Jika
dilihat dari jalurnya seperti gambar diatas, bukan tidak mungkin jika
suatu saat bongkahan2 es tersebut memasuki perairan Indonesia dan
menyebabkan dampak yang negatif.<br />
<br />
<br />
Semakin banyak es mencair<br />
<br />
<span class="photo_left"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/156228_173133792716088_100000584049141_487823_5016831_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.<br />
Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.<br />
Tetapi
bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari
daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub
bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat.Ini jelas terlihat di
laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang
menimpa es abadi.<br />
Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan
terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin
tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun.Namun
penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis
dalam es abadi.<br />
Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa
NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa
banyak es abadi yang cair.<br />
"Yang kami amati adalah penurunan
drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada
tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas
Texas maupun Turki," tuturnya.<br />
<br />
<br />
Pola lama menghilang<br />
<br />
<span class="photo_right"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/76949_173134169382717_100000584049141_487824_7160535_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Sementara itu laju mencairnya es musiman di kawasan Artik juga semakin meningkat saja dalam satu dasa warsa terakhir ini.<br />
Biasanya
setiap musim gugur, dengan arus dingin yang bergerak, maka daerah yang
mencair biasanya beku kembali. Tetapi pola seperti itu ternyata tidak
terjadi lagi terjadi.<br />
Es musiman yang hilang di musim panas semakin sedikit yang bisa membeku kembali di musim dingin berikutnya.<br />
Dr.
Mark Serreze, seorang ilmuwan khusus yang mengawasi es lautan di
Universitas Colorado, mengatakan asumsinya adalah es Artik akan kembali
muncul di musim dingin.<br />
"Tetapi yang kita lihat sekarang adalah
musim dingin tidak mampu mengembalikan es yang sebelumnya hilang. Kami
melihat sendiri kejadian itu pada tahun 2006," tambahnya.<br />
Pada
Bulan November, menurut Dr. Mark Serreze, kawasan Artik kehilangan 2
juta km2 persegi esnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.<br />
"Ini menjelaskan kepada kita bahwa sistem yang selama ini ada ternyata tidak lagi mampu menyembuhkan diri," tuturnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Mengancam kehidupan<br />
<br />
"Salah
satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena
akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang" - Dr. David Vaughan<br />
<br />
Para
ilmuwan mengatakan peningkatan suhu yang disebabkan oleh peningkatan
C02, karbon dioksida, di atmosfir bumi yang menjadi penyebabnya.<br />
Bagaimanapun
ada juga faktor-faktor alam, seperti kencangnya angin yang membawa es
Laut Artik ke lautan yang temperaturnya lebih hangat.<br />
Mencairnya lautan es ini merupakan persoalan hidup mati bagi kehidupan binatang laut di Kutub Utara.<br />
Beruang Kutub, misalnya, seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri habitatnya dimusnahkan.<br />
Situasi
begitu mengkhawatirkan sehingga pemerintah Amerika Serikat akhirnya
mau juga mengakui bahwa pemanasan global yang menjadi penyebab semakin
banyaknya es yang mencair di kutub.<br />
Dan ancamannya bukan terhadap ekosistem semata, tetapi juga pada penduduk asli yang hidup di pinggiran Laut Artik.<br />
Apa yang terjadi belakangan merupakan ancaman bagi cara hidup masyarakat yang telah bertahan ribuan tahun.<br />
Edward Itta, Walikota sebuah kota kecil di Alaska Utara, menjelaskan ancaman al bagi kehidupan mereka.<br />
"Musim
dingin menjadi lebih pendek, kurang menggigit, dan salju cair lebih
awal, sementara lapisan es lebih tipis. Semua ini menyulitkan perburuan
ikan paus, yang menjadi cara hidup kami selama seribu tahun lebih."<br />
Edward Itta yang juga merupakan pemburu ikan paus menegaskan bahwa berburu ikan paus merupakan inti kebudayaan mereka.<br />
<br />
<br />
Kepentingan ekonomi<br />
<br />
<span class="photo_left"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/155677_173134572716010_100000584049141_487825_1543863_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Salah satu yang dituding mendorong pemanasan global adalah ketergantungan umat manusia terhadap minyak.<br />
Namun
di sisi lain banyak yang melihat melelehnya es di kawasan kutub
sebagai kesempatan bagus untuk melakukan eksplorasi minyak.<br />
Soalnya, diperkirakan sekitar sisa 25% cadangan minyak dunia diperkirakan ada di dasar Laut Artik.<br />
Dan perusahaan-perusahaan minyak sudah tak sabar untuk melakukan eksplorasi.<br />
Selain
itu melelehnya gunng-gunung es juga dianggap membuka jalur perkapalan
baru, yang diyakini akan memperbaiki perekonomian kawasan.<br />
Dr. David Vaughan dari Badan Penelitian Antartika Inggris mengakui godaan keuntungan ekonomi terlalu kuat untuk diabaikan.<br />
"Salah
satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena
akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang. Kalau itu terjadi
maka akan menghemat uang dan waktu," katanya.<br />
Selama ini kapal-kapal dari Eropa yang menuju sebagian kawasan Asia harus memutar lewat Terusan Suez.<br />
"Jadi memang ada keuntungan, tetapi juga konsekuensi negatif jelas tidak kalah besarnya dari pemanasan global ini."<br />
<br />
<br />
<br />
40 tahun lagi?<br />
<br />
Memang
persoalan Artik pada akhirnya bukan persoalan keilmuan saja, melainkan
juga persoalan kepentingan ekonomi dan teritorial dari beberapa negara
seperti Kanada, Rusia, Amerika Serikat, dan Norwegia.<br />
Bagaimanapun dari bukti ilmiah, jelas bahwa Kutub Utara dan Seladan berada dibawah ancaman perubahan iklim yang hebat.<br />
Dan
kedua daerah ini sangat vital dalam menjaga agar planet tetap dingin
karena es di kutub menjadi perisai bumi dalam menangkis 90% sinar
matahari yang menimpa bumi, dan mengembalikannya ke angkasa luar.<br />
Tetapi kalau es di kutub mencair maka 90% panas sinar matahari akan diserap lautan dan semakin meningkatkan pemanasan global.<br />
Dengan tidak menghentikan tingkat emisi C02 saat ini, diperkirakan es abadi di kutub akan musnah dalam waktu tidak lama lagi.<br />
Jika mengikuti model yang sudah dirancang para ilmuwan, maka es abadi akan meleleh sepenuhnya dalam waktu 40 tahun.<br />
Apakah manusia harus menunggu 40 tahun lagi sebelum menyadari dampaknya bagi kehidupan di bumi?<br />
<br />
<br />
<br />
Es Kutub Utara Mencair<br />
<br />
Pertama
kali terjadi setelah 125 ribu tahun, akhirnya es kutub utara mencair,
foto satelit daerah kutub utara menunjukkan jalur Barat Laut dan Timur
Laut di kutub utara terbuka secara bersamaan minggu lalu, ini adalah
pertama kalinya manusia dapat berlayar mengelilingi kutub utara tanpa
hambatan sama sekali, namun hal ini berarti proses pemanasan global
terjadi lebih cepat daripada yang kita bayangkan.<br />
Ilmuan dari
universitas Bremen Jerman mempublikasikan sejumlah foto yang diambil
dari satelit milik NASA yang menunjukkan jalur barat laut telah
terbuka, sementara bongkahan es terakhir yang selama ini menutupi jalur
yang menembus laut Laptev-Siberia mengarah ke Rusia juga telah
mencair. Berita tentang hal ini juga dimuat di harian Independent
Inggris 31 Agustus yang lalu.<br />
Para ilmuan asal Amerika
memperkirakan jika pemanasan global tetap terjadi maka dalam tempo 5
tahun musim panas di Kutub utara bakal tidak ada es sama sekali!,
perkiraan seperti ini bisa muncul karena jumlah lapisan es yang telah
mencair hingga saat ini seharusnya baru akan terjadi pada tahun 2050
mendatang.<br />
Pada tahun 2005 jalur Timur Laut pernah sekali
terbuka, tetapi jalur Barat Laut waktu itu tetap tertutup, dan tahun
2006 keadaannya berbalik, tetapi pada tahun ini kedua jalur tersebut
terbuka secara bersamaan. Pihak yang paling mendambakan terjadinya hal
ini adalah perusahaan pelayaran, sebab dengan terbukanya kedua jalur
ini akan dapat memperpendek jarak tempuh pelayaran sebanyak ribuan mil.<br />
Terbukanya
jalur ini memperpendek jarak pelayaran antara Jerman dan Jepang
sebanyak 4.000 mil dan sudah ada perusahaan pelayaran yang bersiap-siap
untuk membuka jalur pelayaran melalui rute ini tahun depan.<br />
Wow
suatu saat nanti ketika bumi penuh bencana alam karena efek pemanasan
global ini, sebegitu pentingkah harta yg sekarang kita kumpulkan dengan
cara yang tidak baik untuk bumi kita ini ???<b> </b><br />
<br />
<br />
<br />
Lebih dari 2 Triliun Ton Es Kutub Mencair<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/149533_173134922715975_100000584049141_487827_6182438_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
LEBIH
dari dua triliun ton es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair sejak
tahun 2003. Hasil pengukuran menggunakan data pengamatan satelit GRACE
milik NASA itu menunjukkan bukti terbaru dampak dari pemanasan global.<br />
"Antara
Greenland, Antartika, dan Alaska, pencairan lapisan es telah
meningkatkan air laut setinggi seperlima inci dalam lima tahun
terakhir," kata Scott Luthcke, geofisikawan NASA.<br />
Dari pengukuran
tersebut, lebih dari setengahnya adalah es yang sebelumnya ada di
Greenland. Selama lima tahun, es yang mencair dari Greenland tersebut
mengalir ke Teluk Chesapeake dan mengalir ke laut lepas. Bahkan menurut
Luthcke, pencairan es di Greenland akan berlangsung semakin cepat.<br />
Mencairnya
es di daratan sebenarnya tak berpengaruh langsung terhadap kenaikan
muka air laut di seluruh dunia seperti mencairnya lautan beku. Pada
tahun 1990-an, pencairan es di Greenland tidak menyebabkan peningkatan
air laut yang berarti.<br />
"Namun, saat ini Greenland turut
meningkatkan setengah milimeter tingkat air laut per tahun," kata
ilmuwan es NASA Jay Zwally. "Pencairan terus memburuk. Ini menunjukkan
tanda yang kuat dari pencairan dan amplifikasi. Tidak ada perbaikan
yang terjadi," lanjut Zwally.<br />
Para ilmuwan NASA mempresentasikan
temuan baru mereka pada konferensi American Geophysical Union di San
Fransisco minggu lalu. Dengan menganalisis perubahan iklim, secara umum
para ilmuwan akan melihat yang terjadi beberapa tahun untuk menentukan
tren secara keseluruhan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Betapa Dahsyat Bila Kutub Es Mencair<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/155314_173135539382580_100000584049141_487831_5034639_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Dampak
efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global bukan
permainan kata untuk menakut-nakuti manusia. Selain akan terjadi hujan
asam, di hampir sebagian besar belahan dunia, dampak paling buruk
peristiwa memantulnya sinar matahari sebelum sampai ke bumi, yaitu
mencairnya dataran es di dua kutub. Akibatnya jangan tanya. Gelombang
pasang air laut akan segera menyapu separuh daratan se jagad raya.<br />
Peneliti
di Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat, NASA dan National Snow
and Ice Data Center di Colorado, menipisnya lapisan es di Kutub Utara,
melansir temuan yang membuat kita was-was. Lapisan es di Kukub Utara
yang tadinya setebal 680.400 kilometer persegi menyusut drastis 43
persen dibanding tahun lalu. "Tahun lalu jumlah es dengan struktur
bentukan kategori muda berkisar 70 persen, saat ini telah mencapai 90
persen," kata peneliti Ice Data Center, Walt Meier.<br />
Padahal,
masih menurut para peneliti ahli, pada musim dingin bertambah 15 juta
meliputi 150.000 kilometer persegi. Atau sekitar 720.000 kilometer
persegi lebih kecil dibandingkan dengan kondisi rata-rata daratan es di
wilayah Kutub utara pada tahun 1979 dengan tahun 2000.<br />
Kondisi
semacam itu, papar Meier dalam makalahnya, menyebabkan air laut
meninggi dan akan menyapu hampir sebagian luas daratan pantai di
belahan bumi. Bisa dibayangkan bila ketebalan es tiga meter atau lebih
yang berada di Kutub Utara tiba-tiba mencair bersamaan akibat pemanasan
global, berapa meter persegi luas daratan terendam. "Kita tidak siap
menghadapi hal-hal terburuk ketika bencana itu datang pada musim panas
tahun depan. Kita benar-benar dalam situasi yang sangat genting saat
ini," ujarnya.<br />
Peringatan bernada mengancam dari para ilmuwan itu
bukanlah mengada-ada. Sebab mereka memiliki data akurat tentang proses
melelehnya es di belahan Kutub Utara. Kecerobohan para pemilik modal
di negara-negara industrialis dituding menjadi salah satu penyebab
utama melelehnya lapisan es di Kutub Utara maupun Selatan.<br />
Mereka
dituduh menjadi salah satu pelaku perusakan ekosistem global yang
mengakibatkan temperatur planet bumi semakin bertambah panas setiap
tahun. Mestinya, papar peneliti dan sekaligus Manager Program Wilayah
Kutub NASA Tom Wagner, mereka menyadari fungsi bongkahan es di dua
Kutub Utara-Selatan sebagai pemantul sinar matahari dari Bumi.<br />
"Mestinya
mereka menyadari kalau bongkahan daratan es, yang menyerupai lautan,
sebenarnya berfungsi sebagai pemantul alami sinar matahari dari Bumi.
Kalau esnya mencair, sinar matahari tidak akan terpantulkan kembali ke
udara. Dengan demikian panas matahari akan langsung terserap oleh
lautan dan menambah panas temperatur planet," tandas Tom.<br />
Kecepatan
melelehnya bongkahan es di Kutub Utara juga dialami di belahan Kutub
Selatan. Bahkan tidak sampai puluhan tahun, bongkahan "cadas es" yang
kokoh di kutub ini telah lenyap disapu panas. Cadas es yang dulunya
merupakan tonggak keperkasaan Kutub Selatan di ujung bumi wilayah
Selatan tampaknya tidak tahan terhadap gempuran sinar matahari. Tidak
hanya itu, gletser di daerah tebing pegunungan es Kutub Selatan pun
juga ikut-ikutan mencair terimbas pemanasan global. Kondisi semacam,
ujar peneliti kawasan kutub dari Inggris, tentu sangat memprihatinkan.<br />
"Apalagi
daerah Wordie Ice Shelf yang rontok sejak tahun 1960-an, juga telah
lenyap dari pandangan mata. Selain itu ditemukan di bagian Utara
"Larsen Ice Shelf" juga telah raib. Sementara itu luas daratan es
sekitar 8.300 kilo meter persegí, kini mulai terpisah dari induknya
"Larsen Shelf" sejak tahun 1986 lalu," tulis laporan ilmiah US Global
Survey (USGS) dan British Antartic Survey.<br />
Keadaan mencemaskan
itu tak urung mengundang kecemasan kalangan pemerintah Amerika Serikat,
Australia dan Ingris sebagai negara industrialis perusak lingkungan
terbesar dunia. Menteri Dalam Negeri AS Ken Salazar dalam suatu
kesempatan dalam pertemuan kepala pemerintahan negara-negara maju di
London baru-baru ini, ia mengungkapkan kecemasannya mengenai pemanasan
global.<br />
"Berkurangnya gletser di dua kutub yang sangat cepat,
memperlihatkan ancaman nyata yang sedang dialami planet kita. Kita
tidak memperkirakan perubahan ekosistem global lebih cepat dari yang
diperkirakan sebelumnya. Salah satu solusi mengerem dampak yang jauh
lebih besar, kita harus segera menghentikan efek rumah kaca," kata Ken
Salazar.<br />
Imbauan Ken Salazar, sebagai Menteri Dalam Negeri AS,
tentunya tidak ngawur begitu saja. Sebab jauh-jauh hari, peneliti
gletser ternama dari US Global Survey (USGS) telah mewanti-wanti tidak
lama lagi gletser akan segera mencair dengan kecepatan tak terpikirkan
oleh manusia sebelumnya. "Kecepatan gletser mencair akibat pemanasan
global jauh dari perkiraan para ahli. Bahkan jauh lebih besar dari
perhitungan kami," ujar Jane Ferrigno.<br />
Itulah sebabnya dalam
pertemuan para pemimpin negara-negara maju dunia baru-baru ini sepakat
untuk menekan emisi buangan yang dapat memperparah efek rumah kaca.
Sebab bila tidak dilakukan, efek yang jauh lebih besar tentu akan
melanda benua Australia dan dataran lain di kawasan Asia. "Kalau ini
terjadi, Australia dan dataran lain negara-negara di kawasan Asia akan
tersapu air pasang laut yang sangat dahsyat," kata Mc Kahin peneliti
senior kawasan Antartika.<br />
Laporan lain yang menguatkan efek
mencairnya lapisan es di dua kutub Utara-Selatan dalam waktu dekat
datang dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang
dilansir di jurnal Geophysical Letters. Para ahli yang tergabung dalam
NOAA memperkirakan es di Kutub Utara diperkirakan akan mencair
seluruhnya dalam waktu tidak terlalu lama lagi.<br />
"Kalau tidak ada
upaya pencegahan pemanasan global, es di Kutub Utara dapat dipastikan
akan meleleh lebih cepat dari waktu yang diperkirakan sebelumnya. Tidak
akan lama lagi akan terjadi," ujar peneliti kepala Ekspedisi Kutub
Utara Jane Ferrigno.<br />
Dalam pertemuan UN Climate Panel
memproyeksikan temperatur atmosfer dunia akan naik 1,8 sampai 4,0
deratjat celsius akibat buangan gas rumah kaca. Bila hal ini dibiarkan
terus, ujar Jane Ferrigno, akibat yang lebih dahsyat akan terjadi
melibihi bencana badai Tsunami beberapa waktu lalu.<br />
"Bila tidak
dicegah, bisa jadi badai Tsunami akan kalah dahsyat dengan efek yang
ditumbulkan mencairnya lapisan es di dua kutub. Selain banjir, kemarau
menyengat dan gelombang arus panas disertai badai akan menyapu dataran
rendah di beberapa belahan dunia. Sementara itu gletser dan lapisan es
mencair, keadaan itu dapat menaikkan seluruh permukaan air samudra dan
merendam daerah dataran rendah," tandasnya.</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-7805859978260210182011-10-08T22:36:00.001+07:002011-10-08T22:37:42.352+07:00Input Output Device dalam Grafik Komputer dan Elemen-elemen pembentuk Grafik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Terlalu Panjang jika akan saya jelaskan disini dan Anda pun juga tidak perlu Online lagi untuk membacanya.. Untuk lebih Lengkapnya silahkan <a href="http://www.4shared.com/document/p1mjjak2/Grafik_dan_Pengolahan_Citra.html" style="color: blue;">Download Artikelnya.</a> Semoga Bermanfaat. :-)<br />
<br />
</div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-88919432113902864682011-09-28T22:32:00.000+07:002011-09-28T22:32:54.927+07:00Bangga dengan Bahasa Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> Indonesia memiliki berbagai macam Suku, etnis, agama, dan budaya. Banyak terlihat keindahan alamnya yang memukau di seluruh penjuru. Setiap Suku dan daerah memiliki adat dan budaya masing-masing. Dengan beragamnya perbedaan yang ada di Indonesia, lalu apa yang dapat mempersatukan kita selain Wilayah NKRI Negara dan Rasa Cinta Tanah Air? Ya, Salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Bahasa yang dapat mempersatukan bangsa untuk dapat berkomunikasi sesama WNI.<br />
Oleh karena itu, saya akan mencoba untuk memberikan motivasi dan alasan bagi seluruh warga Indonesia untuk kembali mencintai dan bangga akan bahasa Indonesia. Motivasi dan alasan tersebut ada lima yakni:<br />
<div style="text-align: left;"><span class="fullpost"><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal">Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Fakta sejarah mengatakan jika bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Yang mana bahasa Melayu terkenal sebagai bahasa yang paling sopan dan paling pas di kawasan timur. Maka dari itu, meski bahasa Indonesia kini sudah berbeda dari bahasa melayu dulu, namun kita harus bangga karena bahasa kita dahulu adalah bahasa mulia dan hingga kini masih merupakan bahasa yang mulia serta selayaknya kita jaga dan tingkatkan kemuliaannya dengan merawat dan melestarikannya</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><br />
</div></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal">Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berbeda dari bahasa lain di dunia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah karena bahasa ini tidak memiliki tingkatan kata atau pun kalimat. Maksudnya walau pun kejadian tersebut terjadi kemarin, sekarang atau pun besok, kata yang dipergunakan tetap sama.</div><span class="fullpost"><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"> Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Contohnya adalah logat bicara antara warga Negara Indonesia dengan warga Negara Malaysia.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">4. Bahasa Indonesia mulai dipelajari bangsa lain.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span class="fullpost"> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Bahasa Indonesia ternyata tidak hanya dipelajari oleh bangsa Indonesia saja. Bahasa Indonesia sendiri kini tengah dipelajari oleh warga Negara di beberapa negara. Contohnya adalah Jepang. yang beberapa produk otomotifnya menggunakan slogan berbahasa Indonesia ("Semakin di Depan", "Satu Hati") dan turut diperkenlkan kepada konsumen produk mereka di berbagai negara.</div></span></div></span></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0Bekasi, Indonesia-6.2333333 107-6.5187738 106.807188 -5.9478928 107.192812tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-50139530563446338792011-03-19T19:34:00.001+07:002011-03-19T19:45:24.132+07:00INELASTIS 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span xmlns="">Contoh Inelastis 2:<br />
<br />
Contoh soal: jumlah permintaan kue bolu di suatu toko makanan merosot dari 50.000 menjadi 49.000.gejala itu merupakan akibat dari naiknya harga kue bolu dari Rp 500 menjadi Rp 600.<br />
<br />
Perhitungannya menjadi:<br />
</span><br />
<div style="text-align: left;"><span xmlns=""><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvBEdHuGplz-1jcsrhRDgixMnt_U-QtaSGOvVci_tTIXGxaJqOfkKxskgEnZVEh6lxkqp-nmX9T7lReEN99i2XyLk9WYLI0D4l3TKjK7zKaCRb7hWcliTpasoY3R4bbaUm2bduw_jcqiBU/s1600/Picture1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="93" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvBEdHuGplz-1jcsrhRDgixMnt_U-QtaSGOvVci_tTIXGxaJqOfkKxskgEnZVEh6lxkqp-nmX9T7lReEN99i2XyLk9WYLI0D4l3TKjK7zKaCRb7hWcliTpasoY3R4bbaUm2bduw_jcqiBU/s200/Picture1.jpg" width="200" /></a></div></span></div><span xmlns=""><br />
<br />
Ed = -(50000-49000/500-600)x(500/50000)<br />
<br />
Ed = -1000/-100 x 500/50000<br />
<br />
Ed = 0.1<br />
<br />
Jadi Ed < 1<br />
<br />
<br />
Sumber: http://images.ekonomisatu.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Svj5lgoKCCYAAEhyHkg1/Ekonomi%20-%20Elastisitas.ppt?key=ekonomisatu:journal:2&nmid=268640633</span></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-70620214922192445342011-03-19T19:15:00.001+07:002011-03-19T19:45:08.846+07:00INELASTIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span xmlns="">Contoh Inelastis 1:<br />
<br />
<br />
Pada dasarnya elastisitas itu rumus umumnya adalah<br />
<br />
e = (∆Qx x Px)/(<span xmlns="">∆Py x Qy )</span> <br />
<br />
<br />
Ditoko purnama permintaan akan spidol dan tinta sbb :<br />
<ol><li>Pada bulan januari 2010 harga spidol Rp5000,-/unit dan jumlah permintaan konsumen sebanyak 300 unit. Pada saat harga tinta Rp8000,-/unit jumlah permintaan 200 unit.<br />
<br />
Pada bulan februari 2010 harga spidol naik jadi Rp6000,-/unit dan permintaan sebanyak 250 unit. Tetapi pada saat tinta tetap Rp8000,-/unit jumlah permintaan konsumen turun menjadi 150 unit.<br />
<br />
Hitunglah elastisitas silang pada spidol dan tinta di toko purnama.<br />
<br />
<br />
</li>
</ol><div style="margin-left: 36pt;"><table border="0" style="border-collapse: collapse;"><colgroup><col style="width: 118px;"></col><col style="width: 120px;"></col><col style="width: 116px;"></col><col style="width: 120px;"></col><col style="width: 116px;"></col></colgroup><tbody valign="top">
<tr><td colspan="2" style="border: 0.5pt solid black; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Komoditi </td><td colspan="2" style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 0.5pt 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">sebelum </td><td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 0.5pt 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;"></td><td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 0.5pt 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Sesudah </td><td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 0.5pt 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;"></td></tr>
<tr><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 0.5pt 0.5pt; padding-left: 7px; padding-right: 7px;"></td><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Harga/unit </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">jumlah </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Harga/unit </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Jumlah </td></tr>
<tr><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 0.5pt 0.5pt; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Spidol (X) </td><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">5000 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">300 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">6000 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">250 </td></tr>
<tr><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 0.5pt 0.5pt; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">Tinta (Y) </td><td colspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">8000 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">200 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">8000 </td><td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 0.5pt 0.5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">150 </td></tr>
</tbody></table></div><div style="margin-left: 36pt;"><br />
</div> esi = (Qx x Px)/(<span xmlns=""> ∆Py x Qy</span>)<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="margin-left: 36pt;"></div><div style="margin-left: 36pt;">esi = (-50 x 5000)/(<span xmlns="">1000 x 200</span>)<br />
</div><div style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div style="margin-left: 36pt;">esi = -1,25<br />
</div><div style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div style="margin-left: 36pt;">Jadi, e<sub>si</sub> adalah -1,25 maka spidol dan tinta adalah barang komplementer. Dan ini merupakan inelastis<br />
</div><div style="margin-left: 36pt;">Ingat, jika </div><div style="margin-left: 36pt;"> e kurang dari 1 = inelastis<br />
</div><div style="margin-left: 36pt;"> e=1 = elastisitas uniter<br />
</div><div style="margin-left: 36pt;"> e lebih dari 1 = elastic<br />
</div><div style="margin-left: 7pt;"><br />
</div><div style="margin-left: 7pt;">Sumber: Dominick Salvatore,Ph.D.2006.<i>mikroekonomi</i>.erlangga:Jakarta.</div></span></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-14193030435105019412011-02-18T15:25:00.001+07:002011-02-18T15:25:16.098+07:00Satwa Indonesia yang Dilindungi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><br />
<h1 class="entry-title" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; color: black; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 1.3em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Satwa Indonesia yang Dilindungi</h1><div class="entry-meta" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="meta-prep meta-prep-author" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Posted on</span> <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/07/25/satwa-indonesia-yang-dilindungi/" rel="bookmark" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="11:14 pm"><span class="entry-date" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">25 Juli 2009</span></a> <span class="meta-sep" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">by</span> <span class="author vcard" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a class="url fn n" href="http://alamendah.wordpress.com/author/alamendah/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Lihat semua yang ditulis oleh alamendah">alamendah</a></span></div><div class="entry-content" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 12px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Satwa (hewan) Indonesia yang dilindungi</strong> dari kepunahan ini hanyalan sekedar daftar satwa dengan sedikit ilustrasi. Ternyata tidak sedikit satwa Indonesia yang terancam kepunahan. Dari kliping yang <a href="http://alamendah.wordpress.com/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="alamendah">saya</a> punyai (tahun 2003), tersebutkan 546 satwa (hewan) Indonesia yang dikhawatirkan terancam punah. Data terbaru (terus terang) belum saya punyai. Mungkin teman-teman ada yang bersedia membantu.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Satwa-satwa tersebut terancam kepunahan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya perburuan, fragmentasi hutan, rusaknya habitat alami, serta pemeliharaan dan perdagangan binatang tersebut.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span id="more-424" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Daftar satwa di Indonesia yang dilindungi ini saya susun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Berdasarkan PP tersebut sedikitnya terdapat 70 spisies mamalia, 93 aves (burung), 29 reptil, 20 serangga (insecta), 7 ikan (pisces), 1 antrozoa, dan 13 bivalvia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Berikut daftar satwa (hewan) yang dilindungi dari kepunahan tersebut</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">1. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Anoa depressicornis</em> (Anoa Dataran Rendah, Kerbau Pendek) dan<br />
2. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Anoa quarlesi </em>(Anoa Pegunungan)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/anoa-depressicornis.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="anoa depressicornis" class="alignright size-thumbnail wp-image-426" height="101" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/anoa-depressicornis.jpg?w=150&h=101" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="anoa depressicornis" width="150" /></a><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/04/28/anoa-satwa-endemik-sulawesi/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Anoa Satwa Endemik Sulawesi">Anoa</a> adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bubalus quarlesi</em>) dan Anoa Dataran Rendah (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bubalus depressicornis</em>). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dengan berat 150-300 kg. Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/anoa-quarlesi.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="anoa quarlesi" class="alignright size-thumbnail wp-image-427" height="127" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/anoa-quarlesi.jpg?w=150&h=127" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="anoa quarlesi" width="150" /></a>Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle’s Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Hewan, Filum: Chordata, Kelas: Mamalia, Ordo: Artiodactyla, Famili: Bovidae, Upafamili: Bovinae, Genus: Bubalus, Spesies: B. quarlesi, B. depressicornis. Nama binomial: Bubalus quarlesi (Ouwens, 1910). Bubalus depressicornis (H. Smith, 1827).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">3. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Arctictis binturong</em> (Binturong, Binturung, Menturung)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/binturong_in_overloon.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Binturong_in_Overloon" class="alignright size-thumbnail wp-image-429" height="102" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/binturong_in_overloon.jpg?w=150&h=102" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Binturong_in_Overloon" width="150" /></a><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/01/29/binturong-musang-lucu-berkaki-lima/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Binturung MUsang Lucu Berkaki Lima">Binturung</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Arctictis binturong</em>) adalah sejenis musang bertubuh besar. Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung ataumenturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Binturung diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional. Hancurnya hutan juga berakibat pada meurunnya populasi Binturung di alam bebas. Satwa ini dilindungi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Viverridae; Upafamili: Paradoxurinae; Genus: Arctictis (Temminck, 1824) Spesies: A. binturong. Nama binomial: Arctictis binturong (Raffles, 1821).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">4. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Arctonyx collaris</em> (Pulusan)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/arctonyx-collaris.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Arctonyx collaris" class="alignright size-thumbnail wp-image-430" height="125" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/arctonyx-collaris.jpg?w=150&h=125" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Arctonyx collaris" width="150" /></a>Dalam bahasa inggris disebut <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hog Badger</em>. Salah satu habitatnya terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser Aceh. Hanya itu yang saya ketahui tentang spisies ini.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikaksi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Karnivora; Famili: Mustelidae; Genus: Arctonyx; Spesies: A. collaris. Nama binomial: Arctonyx collaris (Cuvier, 1825).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">5. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Babyrousa Babyrussa </em>(Babirusa)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/babirusa.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="babirusa" class="alignright size-thumbnail wp-image-431" height="145" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/babirusa.jpg?w=150&h=145" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="babirusa" width="150" /></a>Babirusa (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Babyrousa babirussa</em>) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Mereka sering diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak lahan pertanian dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia. Sejak tahun 1996 hewan ini telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Famili: Suidae; Genus: Babyrousa; Spesies: B. babyrussa. Nama binomial: Babyrousa babyrussa (Linnaeus, 1758)</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">6. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Balaenoptera musculus</em> (Paus Biru)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/paus-biru.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="paus biru" class="alignright size-thumbnail wp-image-432" height="150" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/paus-biru.jpg?w=126&h=150" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="paus biru" width="126" /></a>Paus Biru diyakini sebagai hewan terbesar yang ada saat ini. Panjangnya bisa mencapai 33,59 m dan beratnya 181 ton, atau lebih. Paus Biru dapat berenang dengan kecepatan 50 km/jam, ketika berenang untuk perjalanan, kecepatannya sekitar 20 km/jam, sedangkan ketika sedang makan, mereka memperlambat kecepatannya sampai sekitar 5 km/jam. Mulut Paus Biru dapat menampung 90 ton makanan dan air. Umurnya bisa mencapai 80 tahun.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Populasi di seluruh dunia pada tahun 2002 diperkirakan hanya sekitar 5.000 sampai 12.000 ekor saja. Termasuk dalam spesies yang terancam punah. Dilarang untuk diburu sejak tahun 1966.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Cetacea; Upaordo: Mysticeti; Famili: Balaenopteridae; Genus: Balaenoptera; Spesies: B. musculus. Nama binomial: Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">7. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Balaenoptera physalus</em> (Paus Bersirip)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/paus-bersirip.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Paus bersirip" class="alignright size-thumbnail wp-image-433" height="89" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/paus-bersirip.jpg?w=150&h=89" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Paus bersirip" width="150" /></a>Populasi tidak lebih dari 5.000 ekor.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Subkelas: Eutheria; Ordo: Cetacea; Subordo: Mysticeti; Famili: Balaenoptiidae; Genus: Balaenoptera; Spesies: B. physalus; Nama Binomial: Balaenoptera physalus (Linnaeus, 1758)</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">8. <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bos Sondaicus</em> (Banteng)</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/banteng.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Banteng" class="alignright size-thumbnail wp-image-434" height="128" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/07/banteng.jpg?w=150&h=128" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Banteng" width="150" /></a><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/03/07/banteng-bos-javanicus-semakin-terancam/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Banteng Semakin Terancam">Banteng</a>, Bos javanicus, adalah hewan yang sekerabat dengan sapi dan ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, and Bali. Banteng tumbuh hingga tinggi sekitar 1,6 m di bagian pundaknya dan panjang badan 2,3 m. Berat banteng jantan biasanya sekitar 680 – 810 kg – jantan yang sangat besar bisa mencapai berat satu ton – sedangkan betinanya memiliki berat yang lebih kecil. Banteng memiliki bagian putih pada kaki bagian bawah, punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Famili: Bovidae; Upafamili: Bovinae; Genus: Bos; Spesies: B. javanicus. Nama binomial: Bos javanicus (d’Alton, 1823)</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sementara hanya 8 satwa yang bisa <a href="http://alamendah.wordpress.com/about/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="alamendah">saya </a>kupas (sengaja yang memiliki nama latin dimulai huruf “A” hingga “B”). Untuk satwa yang dilindungi lainnya (berawalan huruf “C” dst) akan saya kupas pada postingan selanjutnya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Daftar lengkap satwa Indonesia yang dilindungi (Lampiran PP Nomor 7 Tahun 1999) dapat dilihat <a href="http://www.ziddu.com/downloadlink/6953998/ERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIANOMOR7TAHUN1999.pdf" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" target="_blank">di sini</a>.</div></div></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-17565378775721851932011-02-18T15:22:00.000+07:002011-02-18T15:22:07.484+07:00Daftar Binatang Langka Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daftar binatang langka di Indonesia</strong> semakin panjang. Binatang (hewan) langka merupakan spesies yang memiliki resiko akan punah baik punah di alam liar (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">extinct in the wild</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">) </em>ataupun sepenuhnya punah<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> (extinct</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">). </em>Hewan-hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) dan berdasarkan daerah persebaran (habitat). Di Indonesia, binatang-binatang langka semakin banyak.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Hewan (binatang) ini menjadi langka dan terancam kepunahan akibat perubahan kondisi alam, hewan pemangsa dan juga akibat perburuan yang dilakukan manusia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span id="more-1352" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daftar Nama Binatang Paling Langka.</strong> Berikut daftar binatang dari kelas mamalia yang paling langka di Indonesia berdasarkan jumlah spesies (populasi) dan status konservasi yang diberikan oleh IUCN Redlist sebagai<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> </em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">critically endangered</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> </em>(kritis).</div><ol style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: decimal; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/10/02/badak-jawa-satwa-terlangka-di-dunia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Badak jawa satwa paling langka di dunia" class="size-thumbnail wp-image-784 alignright" height="96" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/10/badak-jawa.jpg?w=150&h=96" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Badak Jawa" width="150" />Badak Jawa</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rhinocerus sondaicus</em>). Binatang endemik pulau Jawa dan hanya terdapat di TN. Ujung Kulon ini merupakan binatang paling langka di dunia dengan jumlah populasi hanya 20-27 ekor.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="size-thumbnail wp-image-1190 alignright" height="112" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2010/01/javaleopard-panthera-pardus-melas.jpg?w=150&h=112" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="javaleopard panthera pardus melas" width="150" /><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/03/14/badak-sumatera-dicerorhinus-sumatrensis-diambang-punah/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Badak Sumatera</a> <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">(Dicerorhinus sumatrensis</em>). Populasi badak sumatera hanya 220-275 ekor (2007), bahkan menurut<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">International Rhino Foundation</em>(Virginia) diperkirakan populasi badak sumatera tidak mencapai 200 ekor (2010).</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/01/25/macan-tutul-jawa-kucing-besar-terakhir-di-jawa/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macan Tutul Jawa</a> atau Macan Kumbang (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Panthera pardus melas</em>). Subspesies ini populasinya kurang dari 250 ekor.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="size-thumbnail wp-image-1088 alignright" height="112" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/12/rusa-bawean-axis-kuhlii.jpg?w=150&h=112" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Rusa Bawean Axis kuhlii jantan" width="150" /><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/12/24/rusa-bawean-pelari-ulung-yang-semakin-kritis/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rusa Bawean</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Axis kuhlii</em>) Binatang langka endemik pulau Bawean dengan populasi antara 250-300 ekor (2006).</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/08/19/harimau-sumatera-semakin-langka/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Harimau Sumatera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Panthera tigris sumatrae</em>). Subspesies harimau ini populasinya tinggal 400-500 ekor.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Beruk Mentawai (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macaca pagensis</em>). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara 2.100-3.700 ekor.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="size-thumbnail wp-image-768 alignright" height="107" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/09/orangutan-dan-bayinya.jpg?w=150&h=107" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Orangutan sumatera" width="150" /><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/09/29/orangutan-wajib-sekolah-di-pusat-rehabilitasi/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Orangutan Sumatera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>). Binatang langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004).</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Simpei Mentawai (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Simias concolor</em>). Endemik Kepulauan Mentawai. Populasi 6.000-15.500 ekor (2006).</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/08/03/kanguru-indonesia-di-papua/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kanguru Pohon Mantel Emas</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="alignright size-thumbnail wp-image-471" height="104" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2009/08/dendrolagus-pulcherrimus.jpg?w=150&h=104" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: inline; float: right; margin-bottom: 12px; margin-left: 24px; margin-right: 0px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Dendrolagus pulcherrimus" width="150" /></em>). Endemik Papua, populasinya N/A.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dendrolagus mbaiso</em>). Endemik Papua Indonesia</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/03/01/kera-hitam-sulawesi-endemik-yang-berjambul/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kera Hitam Sulawesi</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macaca nigra</em>). Kera langka dari Maluku dan Sulawesi dengan populasi sekitar 100.000 ekor.</li>
</ol><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Binatang Langka Lainnya.</strong> Selain 11 binatang paling langka di Indonesia di atas, masih terdapat hewan-hewan langka lainnya yang oleh IUCN Redlist dimasukan dalam status konservasi “<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">endangered</em>” (terancam punah), satu tingkat di bawah kategori “<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">critically endangered</em>”. Binatang-binatang tersebut antara lain (diurutkan berdasarkan abjad nama Indonesia):</div><ol style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: decimal; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Anoa Dataran Rendah (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bubalus depressicornis</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Anoa Pegunungan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bubalus quarlesi</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ajag (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cuon alpinus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/03/07/banteng-bos-javanicus-semakin-terancam/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Banteng</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bos javanicus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/01/06/bekantan-si-hidung-panjang-dari-kalimantan/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bekantan</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Nasalis larvatus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/12/06/gajah-sumatera-sehari-makan-150-kg/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Gajah Sumatera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Elephant maximus sumatranus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Gibbon Kalimantan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates muelleri</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Gibbon Kalimantan White-bearded Gibbon (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates agilis</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/10/20/kambing-hutan-sumatera-masihkah-tersisa/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kambing Hutan Sumatera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Capricornis sumatraensis sumatraensis</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kanguru Pohon Goodfellow (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dendrolagus goodfellowi</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kucing Merah (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pardofelis badia</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kukang Jawa (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Nycticebus javanicus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kuskus (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Phalanger alexandrae</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Lutra Sumatra (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Lutra sumatrana</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/02/23/macan-dahan-pemilik-taring-terpanjang/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macan Dahan</a> Kalimantan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Neofelis diardi borneensis</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macan Dahan Sumatera (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Neofelis diardi diardi</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Monyet Sulawesi (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Macaca maura</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Musang Air (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cynogale bennettii</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Orangutan Kalimantan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo pygmaeus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Owa Jawa (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates moloch</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paus Bersirip (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Balaenoptera physalus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paus Biru (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Balaenoptera musculus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Siamang (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates klossii</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Siamang (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Symphalangus syndactylus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/11/07/tapir-asia-terperangkap-di-sumatera/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tapir Asia</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tapirus indicus</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/10/28/trenggiling-dagingnya-1-juta-per-kg/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Trenggiling</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Manis javanica</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ungko (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates agilis</em>)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Wau-wau (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hylobates lar</em>)</li>
</ol><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Daftar binatang langka Indonesia di atas saya batasi hanya satwa dari kelas mamalia, untuk daftar binatang langka dari kelas aves (burung) silahkan membaca artikel saya berjudul <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/12/20/daftar-hewan-burung-langka-dan-terancam-punah/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daftar Burung Langka Di Indonesia</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Informasi lebih lengkap tentang masing-masing spesies dari dalam binatang langka di Indonesia dapat dibaca dengan meng-klik tautan (link) yang tersedia atau dapat dicari di halaman <a href="http://alamendah.wordpress.com/daftar-catatan/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daftar Catatan</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Referensi: www.iucnredlist.org dan berbagai sumber lainnya</div></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-68560153400130884902011-02-18T15:17:00.001+07:002011-02-18T15:17:42.225+07:00Orang utan sumatra<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Orangutan Sumatera</strong> atau <strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em></strong> merupakan satu diantara 11 hewan mamalia paling langka di Indonesia. Populasi orangutan sumatera diperkirakan hanya sekitar 6.500 ekor (Dephut, 2007) saja. Populasinya ini jauh lebih sedikit dibanding saudaranya, orangutan kalimantan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Orangutan Sumatera adalah hewan endemik pulau Sumatera. Spesies kera besar seperti halnya gorila dan simpanse ini hanya bisa ditemukan di hutan Sumatera saja dan merupakan spesies primata besar paling langka di dunia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span id="more-3175" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ciri-ciri dan Diskripsi Orangutan Sumatera</strong>. <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/02/17/orangutan-sumatera-pongo-abelii/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Orangutan Sumatera">Orangutan Sumatera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>) hampir mirip dengan orangutan kalimantan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo pygmaeus</em>) namun memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Tinggi tubuh orangutan sumatera sekitar 1,25-1,5 meter dengan berat tubuh berkisar 30-50 kg (betina) dan 50-90 kg (jantan).</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3176" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 260px;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/orangutan-sumatera-pongo-abelii.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Orangutan Sumatera (Pongo abelii)" class="size-medium wp-image-3176" height="176" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/orangutan-sumatera-pongo-abelii.jpg?w=250&h=176" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="Orangutan-sumatera-pongo-abelii" width="250" /></a><div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Orangutan Sumatera (Pongo abelii)</div></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Ciri lain orangutan sumatera adalah postur tubuh yang besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki pendek, dan tidak memiliki ekor. Pada tubuhnya ditumbuhi bulu (rambut) berwarna merah kecoklatan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Orangutan sumatera merupakan binatang omnivora walaupun lebih menyukai <a href="http://alamendah.wordpress.com/tag/tumbuhan/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Tumbuhan">tumbuhan</a>. Makanannya bisa berupa buah-buahan, dedaunan, kulit pohon, bunga, telur burung, serangga, dan vertebrata kecil lainnya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Orangutan jantan dewasa lebih sering menyendiri. Kelompok-kelompok kecil terdiri hanya 2-3 orangutan. <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/02/01/daftar-hewan-endemik-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Hewan Endemik">Hewan endemik</a> sumatera ini mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 km. Anak orangutan akan bersama induknya hingga usia 3,5 tahun. Sedangkan orangutan betina mulai dewasa dan mampu bereproduksi menginjak usia 10-11 tahun.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Yang membedakan dengan orangutan kalimantan, selain ukuran tubuh yang relatif lebih kecil, orangutan sumatera (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>) jantan memiliki kantong pipi yang panjang.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daerah Persebaran, Populasi, dan Konservasi</strong>. Sebagai hewan endemik sumatera, Orangutan sumatera hanya bisa dijumpai di pulau Sumatera. Beberapa kawasan yang menjadi habitat primata besar ini antara lain di Sumatera bagian utara (Aceh dan Sumatera Utara) seperti di <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/04/11/daftar-taman-nasional-di-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Taman Nasional">Taman Nasional</a> Gunung Leuser dan Suaka Margasatwa Bukit Lawang. Beberapa tahun terakhir telah dilakukan reintroduksi orangutan sumatera ke kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Jambi dan Riau).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Populasi orangutan sumatera (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>) semakin hari semakin menurun. Menurut data IUCN Redlist (2004) populasi mamalia ini hanya 7.300 ekor saja. Dan menurut data Departemen Kehutanan dalam Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Orangutan (2007) populasinya diperkirakan tinggal 6.500 ekor. Padahal menurut survei tahun 1994 populasi primata ini masih 12.000 ekor.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Makin langka dan berkurangnya populasi Orangutan Sumatera diakibatkan oleh kerusakan hutan sebagai habitat Orangutan Sumatera. Hutan tropis sumatera yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/06/24/daftar-situs-warisan-dunia-di-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Situs Warisan Dunia">situs warisan dunia</a> mengalami degradasi akibat konversi perkebunan sawit, pertambangan, pembukaan jalan, legal maupun ilegal loging, pemukiman dan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/09/15/ulang-tahun-kebakaran-hutan/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">kebakaran hutan</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Ancaman juga terjadi akibat perburuan liar dan perdagangan bebas. Menurut WWF, pada tahun 1985-1990 saja sekitar 1000-an lebih orangutan sumatera telah dijual ke Taiwan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Lantaran populasi yang terus menurun dengan cepat tersebut, IUCN Redlist memasukkan orangutan sumatera dalam <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/01/14/kategori-status-konservasi-iucn-red-list/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Status Konservasi IUCN Redlist">status konservasi</a> <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Critically Endangered</em> (Kritis) sejak tahun 2000. Dengan status ini orangutan sumatera menjadi salah satu dari 11 mamalia paling langka di Indonesia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Orangutan sumatera juga dimasukkan dalam daftar Apendiks I oleh CITES yang berarti tidak boleh diperdagangkan dalam segala bentuk perdagangan internasional. Sedang di Indonesia sendiri, hewan endemik Sumatera ini telah dilindungi berdasarkan <a href="http://alamendah.wordpress.com/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-tentang-konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="UU No 5 Tahun 1990">Undang-undang No. 5 Tahun 1990</a> dan <a href="http://alamendah.wordpress.com/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="PP No 7 Tahun 1999">Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Jika ancaman perburuan liar dan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Luas Hutan">luas hutan</a> Sumatera yang terus dibiarkan menciut, tidak menutup kemungkinan orangutan sumatera (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>) akan menjadi primata besar pertama yang punah di dunia. Dan ini pastinya akan menjadi <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/07/02/rekor-alam-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Rekor Indonesia">rekor Indonesia</a> yang menyakitkan kita semua.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmi</strong>ah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primates; Famili: Hominidae; Upafamili: Ponginae; Genus: <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo</em>; Spesies: <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pongo abelii</em>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Referensi dan gambar</strong>:</div><ul style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: square; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/39780/0</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">www.wwf.oc.id</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">commons.wikimedia.org (gambar)</div></li>
</ul></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-61535092385627029582011-02-18T15:10:00.000+07:002011-02-18T15:10:28.522+07:00Bird of Paradise<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Burung Cendrawasih</strong> layak digelari sebagai <strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Burung Surga (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bird of Paradise</em>)</strong>. Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span id="more-3155" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Oleh masyarakat Papua, <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/02/14/burung-cendrawasih-burung-surga-bird-of-paradise/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Burung Cendrawasih">burung cendrawasih</a> dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bird of Paradise</em> atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradisaea</em> yang penamaannya berasal dari kata <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradise.</em></div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3157" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 260px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-raggiana-paradisaea-raggiana.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)" class="size-medium wp-image-3157" height="187" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-raggiana-paradisaea-raggiana.jpg?w=250&h=187" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="Cendrawasih-Raggiana-Paradisaea-raggiana" width="250" /></a></em><div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)</div></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Diskripsi dan Ciri Cendrawasih</strong>. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cicinnurus regius</em>), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Epimachus albertisi</em>) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Manucodia comrii</em>).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Burung Cendrawasih mempunyai habitat <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Hutan">hutan</a> lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3158" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 260px;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-kuning-besar.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)" class="size-medium wp-image-3158" height="166" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-kuning-besar.jpg?w=250&h=166" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="Cendrawasih-Kuning-Besar" width="250" /></a><div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)</div></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Jenis-jenis Burung Cendrawasih</strong>. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau <a href="http://alamendah.wordpress.com/tag/papua/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Papua</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3160" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 247px;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-raja.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)" class="size-medium wp-image-3160" height="250" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-raja.jpg?w=237&h=250" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="Cendrawasih-Raja" width="237" /></a><div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)</div></div><ul style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: square; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Gagak (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Lycocorax pyrrhopterus</em>); <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/02/01/daftar-hewan-endemik-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Hewan-hewan endemik">endemik</a> Maluku.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Panji (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pteridophora alberti</em>); Papua</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Kerah (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Lophorina superba</em>); Papua</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Epimachus fastuosus</em>); Papua.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Botak (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cicinnurus respublica</em>); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Raja (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cicinnurus regius</em>); Papua dan pulau sekitar.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Belah Rotan (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cicinnurus magnificus</em>); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/01/19/burung-bidadari-si-genit-dari-maluku-utara/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Burung Bidadari Halmahera">Bidadari Halmahera</a> (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Semioptera wallacii</em>); endemik Maluku.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Mati Kawat (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Seleucidis melanoleuca</em>); Papua.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Kuning Kecil (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradisaea minor</em>); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Kuning Besar (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradisaea apoda</em>); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Raggiana (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradisaea raggiana</em>); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Merah (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradisaea rubra</em>); endemik pulau Waigeo, Indonesia.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Toowa Cemerlang (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ptiloris magnificus</em>); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Manukodia Mengkilap (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Manucodia ater</em>); Indonesia dan Papua Nugini.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Paradigala Ekor-panjang (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Paradigalla carunculata</em>); Papua.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Astrapia Arfak (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Astrapia nigra</em>); endemik Papua, Indonesia.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Parotia Arfak (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Parotia sefilata</em>); endemik Papua, Indonesia.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Pale-billed Sicklebill (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Drepanornis bruijnii</em>); Indonesia dan Papua Nugini.</div></li>
</ul><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Burung Cendrawasih Mati Kawat (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Seleucidis melanoleuca</em>) ditetapkan menjadi <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/12/02/daftar-fauna-identitas-provinsi-di-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="fauna identitas">Fauna Identitas provinsi Papua</a>. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3159" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 167px;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-kuning-kecil.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)" class="size-medium wp-image-3159" height="250" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/02/cendrawasih-kuning-kecil.jpg?w=157&h=250" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="Cendrawasih-Kuning-Kecil" width="157" /></a><div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)</div></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/03/17/daftar-binatang-langka-indonesia/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Hewan-hewan langka">langka</a>akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Paradisaeidae; Genus: <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Lycocorax, Pteridophora, Lophorina, Epimachus, Cicinnurus, Semioptera, Seleucidis, Paradisaea, Ptiloris, Manucodia, Paradigalla, Astrapia, Drepanornis,</em> dan <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Parotia.</em> Spesies: lihat artikel.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Referensi dan gambar:</div><ul style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: square; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">www.iucnredlist.org</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">www.burung.org/detail_txt.php?op=news&id=179</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">commons.wikimedia.org (gambar)</div></li>
</ul></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-56058428028505957472011-02-18T15:03:00.001+07:002011-02-18T15:05:53.780+07:00Cara membuat sumur resapan air<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cara membuat sumur resapan air</strong> ini sudah sering kita dengar. Namun mengingat besarnya manfaat sumur resapan air tidak ada salahnya jika cara membuat sumur ini diulas kembali.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sebagai halnya biopori, sumur resapan air pernah digalakkan pembuatannya. Manfaat dari sumur resapan air adalah meminimalisir terjadinya bencana banjir saat musim penghujan sekaligus sebagai dengan ‘<a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/01/02/menanam-air-hujan-atasi-banjir-dan-krisis-air/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Menanam air hujan">menanam air</a>‘ ke dalam tanah. Ini sekaligus menambah persediaan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/10/15/krisis-air-bersih-di-indonesia-yang-kaya-air/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Air Bersih">air bersih</a> di dalam tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span id="more-2995" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Sebelum membuat sumur resapan air, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:</div><ol style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: decimal; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/01/08/pengelolaan-sampah-kesalahan-pola-pikir-dan-gaya-hidup/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Pengelolaan Sampah">sampah</a> dan septic tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">water table</em>) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) minimal 2,0 cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi 2 cm.</div></li>
</ol><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Cara membuat sumur resapan air</strong>. Pembuatan sumur resapan air dibedakan berdasarkan kondisi rumah dan lingkungan yaitu; untuk rumah dengan talang <a href="http://alamendah.wordpress.com/tag/air/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Air">air</a>, untuk rumah tanpa talang air, dan untuk area terbuka (taman). Untuk kali ini akan diulas cara pembuatan sumur resapan air pada rumah yang menggunakan talang air.</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_2996" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f1f1f1; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; line-height: 18px; margin-bottom: 20px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; max-width: 632px !important; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 260px;"><a href="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/01/sumur-resapan-air.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="Teknik pembuatan sumur resapan air" class="size-medium wp-image-2996" height="203" src="http://alamendah.files.wordpress.com/2011/01/sumur-resapan-air.jpg?w=250&h=203" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; border-width: initial; height: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; max-width: 100%; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline; width: auto;" title="sumur resapan air" width="250" /></a><br />
<div class="wp-caption-text" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #888888; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, 'Nimbus Sans L', sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 24px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Teknik pembuatan sumur resapan air</div></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Cara pembuatan sumur resapan air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:</div><ol style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: decimal; margin-bottom: 24px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air tanah.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa plesteran) atau pasangan batu kosong.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.</div></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug dengan tanah.</div></li>
</ol><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Berbeda dengan pembuatan <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/10/14/lubang-resapan-biopori-sederhana-tepat-guna/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Biopori">lubang resapan biopori</a>, membuat sumur resapan air memang membutuhkan biaya yang lebih besar. Selain itu tidak semua lahan dapat dibuat sumur resapan, harus memperhatikan syarat-syarat umum sebagai tersebut di atas. Namun lingkungan yang lebih nyaman dihuni <a href="http://alamendah.wordpress.com/2009/08/25/manusia-khalifah-penjaga-kelestarian-alam/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;" title="Manusia">manusia</a> kenapa tidak?.<br />
<br />
sumber: <a href="http://alamendah.wordpress.com/2011/01/18/cara-membuat-dan-manfaat-sumur-resapan-air/">http://alamendah.wordpress.com/2011/01/18/cara-membuat-dan-manfaat-sumur-resapan-air/</a></div></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-90936416520311760752011-02-14T15:55:00.000+07:002011-02-14T15:55:04.236+07:00Konsep elastisitas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">KONSEP ELASTISITAS PENAWARAN dan PERMINTAAN<br />
3.1. Pengertian Elastisitas<br />
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?<br />
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.<br />
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.<br />
<br />
3.2. Elastisitas Permintaan<br />
Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.<br />
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :<br />
1. elastisitas harga permintaan<br />
2. elastisitas silang<br />
3. elastisitas pendapatan<br />
<br />
3.2.1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)<br />
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.<br />
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :<br />
1. Tidak elastisitas (in elastic)<br />
2. Unitari (unity) dan<br />
3. Elastis (elastic)<br />
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :<br />
<br />
Δ Q ΔP Δ Q P<br />
Eh : atau Eh = X<br />
Q P ΔP Q<br />
Dimana :<br />
Eh adalah elastisitas harga permintaan<br />
Q adalah Jumlah barang yang diminta<br />
P adalah harga barang tersebut<br />
Δ adalah delta atau tanda perubahan.<br />
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :<br />
1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q]. 2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q]. 3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].<br />
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.<br />
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),<br />
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :<br />
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.<br />
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.<br />
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,<br />
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan<br />
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.<br />
<br />
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :<br />
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar<br />
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut<br />
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen<br />
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.<br />
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang<br />
<br />
Elastisitas akan besar bilamana :<br />
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik<br />
2. harga relatif tinggi<br />
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain<br />
<br />
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :<br />
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain<br />
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.<br />
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.<br />
<br />
3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)<br />
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.<br />
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)<br />
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y<br />
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.<br />
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.<br />
<br />
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :<br />
ΔQx Py<br />
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi<br />
Δ Px Qx<br />
<br />
Δ Qy Px<br />
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. 3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.<br />
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. 3.3. Elastisitas Penawaran 3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan. Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q adalah jumlah barang yang ditawarkan; P adalah harga barang; S adalah delta atau perobahan. Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a) Elastis (Es > 1)<br />
(b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0). Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : a. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. b. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya. Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar 2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. 5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang Elastisitas akan besar bilamana : 1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2. harga relatif tinggi 3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : 1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain 2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah. 3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. 3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Substitusi<br />
Δ Px Qx<br />
<br />
Δ Qy Px<br />
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. 3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.<br />
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. 3.3. Elastisitas Penawaran 3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan. Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q adalah jumlah barang yang ditawarkan; P adalah harga barang; S adalah delta atau perobahan. Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a) Elastis (Es > 1)<br />
(b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0). 3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna. Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity. The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis, 3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, (1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk : 1. Elastisitas Jarak. Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A. 1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a). 3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna. Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity. The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis, 3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, (1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk : a. Elastisitas Jarak. Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A. a. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a). 3.2. Elastisitas dan Penerimaan Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu. Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan. Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut. Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q). Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah. Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR). Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang. Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan. Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun. Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya. Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut. Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara : a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1; b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;<br />
c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.<br />
<br />
Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In elastis atau Unity, yaitu cara :<br />
1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P dan Q.<br />
Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai koefisien.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Sumber: </span><a href="http://www.narenciel.co.cc/2010/05/konsep-elastisitas-dalam-ekonomi.html">http://www.narenciel.co.cc/2010/05/konsep-elastisitas-dalam-ekonomi.html</a></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4185196331686933735.post-25421222391439876042011-02-14T15:49:00.000+07:002011-02-14T15:51:45.332+07:00Pendekatan Ordinal<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;">TEORI PERILAKU KONSUMEN<br />
<br />
Dalam melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku konsumen dituntun oleh tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan permintaan individu yaitu :<br />
<br />
Ada 2 cara pendekatan yaitu :<br />
1.Pendekatan Cardinal<br />
2.Pendekatan Ordinal</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;">Tapi kali ini saya hanya kan membahas pendekatan ordinal saja.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;">Pendekatan Ordinal<br />
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.<br />
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :<br />
1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya<br />
2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering<br />
3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.<br />
Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.<br />
Ciri – ciri kurva Indiferent<br />
1.Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y<br />
2.Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y<br />
3.Tidak saling berpotongan. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.<br />
4.Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.<br />
<br />
Y<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
0 X<br />
Gb. 2.1 Kurva Indeferent<br />
3. Fungsi Belanja<br />
Untuk memenuhi kebutuhannya, konsumen membeli barang / jasa X dan Y yang akan dikonsumsinya. Pola belanja yang kita gunakan di sini adalah menggunakan habis seluruh uangnya untuk belanja barang / jasa ( asumsi full employment dari pandangan Klasik ). Fungsi belanja bisa dituliskan sebagai berikut :<br />
I = X Px + Y Py<br />
Dimana I = Uang anggaran yang dimiliki konsumen<br />
X,Y = Kuantitas barang X dan Y yang dibeli<br />
Px,Py = Harga barang X dan Y<br />
Secara grafis, fungsi belanja bisa digambarkan dalam Budget Line atau kendala anggaran. Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik kombinasi barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat pendapatan tertentu.<br />
Karakteristik Budget Line adalah sebagai berikut :<br />
1.Budget Line berslope negatif. Hal ini disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y<br />
2.Satu Budget Line untuk satu jumlah anggaran tertentu. Semakin besar jumlah uang yang dialokasikan untuk membeli barang X dan Y ditunjukkan oleh garis yang semakin menjauhi titik 0.<br />
3.Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang Y, sebaliknya penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana digunakan untuk membeli barang X.<br />
Contoh kasus 2 :<br />
Tn A mempunyai pendapatan sebesar Rp 125.000 yang akan digunakan untuk membeli 2 macam barang X dan Y apabila harga X (Px) Rp 1200 dan harga Y (Py) Rp 1000 bagaimana bentuk kurvanya ?<br />
<br />
Y<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
0 X<br />
Gb 2.2. Kurva Budget Line<br />
<br />
Dalam melakukan optimasi terhadap kepuasannya, konsumen dipandu<br />
<br />
<br />
<br />
Y<br />
<br />
<br />
<br />
Y1 E IC<br />
<br />
<br />
0 BL X<br />
X1<br />
Gb.2.3 kepuasan maksimum pada pendekatan ordinal<br />
Berkaitan dengan kepuasan ( keseimbangan BL dan IC ) ini maka konsumen dihadapkan pada Efek Substitusi dan Efek Pendapatan.<br />
Efek Substitusi adalah perubahan keseimbangan konsumsi barang X dan Y karena terdapat perubahan dalam harga salah satu barang sehingga konsumen terpaksa mengubah keseimbangannya untuk mencapai kepuasan maksimum yang baru.<br />
<br />
Y<br />
<br />
<br />
PCC = Price Consumption Curve<br />
IC3<br />
<br />
IC1<br />
IC1<br />
BL2 BL1 BL3<br />
<br />
1X<br />
Gb 2.4. Efek Substitusi<br />
Mula – mula keseimbangan berada pada titik A tetapi kemudian terjadi perubahan dalam harga X sehingga BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik B. Garis yang menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efek substitusi.<br />
PCC atau Price Consumption Curve adalah kurva yang menghubungkan titik – titik keseimbangan X dan Y yang berubah disebabkan karena adanya efek substitusi (perubahan salah satu atau kedua macam barang )<br />
Efek pendapatan adalah perubahan keseimbangan BL dan IC karena adanya perubahan dalam pendapatan secara riil.<br />
<br />
<br />
Y<br />
<br />
<br />
ICC <br />
IC3<br />
<br />
IC1<br />
IC 2<br />
BL2 BL1 BL3<br />
1X<br />
<br />
Gb. 2.5. Efek pendapatan<br />
Mula – mula keseimbangan berada pada titik E tetapi kemudian terjadi perubahan dalam pendapatan riil, BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik F. Garis yang menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efek pendapatan.<br />
ICC = Income Consumption Curve adalah kurva yang menghubungkan titik – titik perubahan keseimbangan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh konsumen pada tingkat income yang berubah<br />
Pengaruh jenis barang terhadap permintaan konsumen.<br />
1.Barang normal, barang – barang pada umumnya , Pendapatan naik maka akan mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dan sebaliknya . Harga turun menyebabkan permintaan naik dan sebaliknya<br />
2.Barang inferior, barang kurang disukai/ lebih rendah dibandingkan barang normal. Misal jagung terhadap beras. Pendapatan bertambah mengakibatkan permintaan akan barang tersebut justru berkurang dan sebaliknya .<br />
3.Barang superior, barang mewah , Pendapatan bertambah mengakibatkan permintaan bertambah dan sebaliknya. Harga naik menyebabkan permintaan turun dan sebaliknya . Seperti kasus pada barang normal.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'trebuchet ms'; font-size: 12px;">sumber: </span><a href="http://ruritmediaonline.multiply.com/reviews/item/13">http://ruritmediaonline.multiply.com/reviews/item/13</a></div>Spiritual Bandithttp://www.blogger.com/profile/13831829240386152584noreply@blogger.com1